This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Pages

14 Julie 2013

Data Mahasiswa Baru angkatan 2013/2014 Universitas Jember

Data Mahasiswa Baru angkatan 2013/2014 yang lolos seleksi SBMPTN 2013

Download hasil seleksi SBMPTN Universitas Jember

UM-UNEJ Gelmbang I (S-1)


Universitas Jember telah membuka pendaftaran Ujian Masuk Lokal Gelombang I Jenjang S-1. Pada tahun ajaran ini, Universitas Jember akan menyelenggarakan Ujian Masuk Mandiri (UM) dengan dua gelombang. Yaitu gelombang I dan gelombang II. Untuk saat ini, info yang keluar masih tentang Gelombang 1

Download Panduan UM Unej Gelombang I (S-1)

11 Julie 2013

Passing Grade Universitas Jember

Universitas Jember (UNEJ) merupakan satu satunya Universitas Negeri Terbesar di bagian Timur Pulau Jawa. Kampus UNEJ berada di kawasan hijau yang ramah lingkungan sehingga memberikan ketenangan dalam melaksanakan kegiatan akademik. Di Tahun 2013 ini, Universitas Jember kembali membuka Pendaftaran Mahasiswa Baru. Passing grade yang ada sekarang pun berbeda dari tahun lalu. Sehingga, perlu diperhatikan bagi para calon mahasiswa dalam memilih Jurusan sebelum mengikuti Tes di     
 Universitas Jember. khususnya TES UJIAN MANDIRI. Berikut Passing Grade Universitas Jember (UNEJ) 2013 :

 Kategori IPA      
581012  Agroteknologi/Agroekoteknologi 23.7%
581026  Agribisnis 25.2%
581034  Pendidikan Matematika  29.7%
581042  Pendidikan Fisika 25.0%
581056  Pendidikan Biologi 30.6%
581064  Teknologi Hasil Pertanian 23.9%
581072  Teknik Pertanian 25.2%
581086  Pendidikan Dokter Gigi 35.1%
581094  Matematika 27.0%
581101  Fisika 23.0%
581115  Kimia 26.2%
581123  Biologi 24.8%
581131  Pendidikan Dokter 43.5%
581145  Kesehatan Masyarakat 31.0%
581153  Teknik Mesin 25.2%
581161  Teknik Elektro 27.4%
581175  Teknik Sipil 25.0%
581183  Farmasi 35.7%
581191  Ilmu Keperawatan 30.8%
581204  Sistem Informasi 32.4%
Kategori IPS       
582014  Ilmu Hukum 24.3%
582022  Hubungan Internasional 30.4%
582036  Ilmu Administrasi Negara 29.2%
582044  Ilmu Administrasi Niaga 24.9%
582052  Ilmu Kesejahteraan Sosial 21.5%
582066  Sosiologi 24.1%
582074  Ekonomi Pembangunan 25.4%
582082  Manajemen 30.3%
582096  Akuntansi 33.6%
582103  Pendidikan Luar Sekolah 20.8%
582111  Pendidikan Ekonomi 27.0%
582125  Pendidikan Sejarah 24.1%
582133  Pendidikan Bahasa Inggris 31.5%
582141  Pendidikan Bhs. & Sastra Indo. 31.2%
582155  Pendidikan Guru Sekolah Dasar 28.5%
582163  Sastra Inggris 23.1%
582171  Sastra Indonesia 21.2%
582185  Ilmu Sejarah 20.3%
582193  Televisi & Film 23.8%
582206  PG PAUD 20.6%

23 Junie 2013

Hymne Universitas Jember

HYMNE UNIVERSITAS JEMBER

                       

                                    Semoga berseri almamater tercinta
                                    Mewangi seluruh nusantara, baktikan tugas mulia

                                                Pembina persatuan, pengembang budaya nusa
                                                Berpagar moral bangsa, takwa beragama

                                    Hanya Pancasila, tiada dasar l`innya
                                    Kan kau tunaikan tri dharmamu
                                    Menempa tunas perkasa

                                                Universitas Jember, tegaklah selalu
                                                Mekar bersemi penerus bangsamu
 

Mars Universitas Jember

                                    
 MARS UNIVERSITAS JEMBER

                                     Universitas Jember jaya, almamater kita
                                    Di sinilah aku ditempa untuk berkarya
                                    Undang-Undang Dasar empat lima dan Pancasila
                                    Tertanam di dalam setiap dada, landasan utama

                                                Pengembang ilmu dan budaya, wujudkan tri dharma
                                                Membina tunas-tunas bangsa Indonesia
                                                Mengemban misi pembangunan tujuan kita
                                                Jayalah almamaterku bangga untuk selamanya


Download Mars Universitas Jember

11 Junie 2013

LAPORAN BIOLOGI ( EKOSISTEM )




LAPORAN BIOLOGI
ACARA VI
MENGENAL EKOSISTEM




Oleh;
Perdana Arief Sandy
120210101112
Biologi Dasar B


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Jember



Semester Genap 2012 – 2013

A.    Judul
Mengenal Ekosistem
B.     Tujuan
1.      Mengenal komponen – komponen yang ada di dalam ekosistem dan kedudukannya dalam ekosistem
C.    Dasar Teori
Ekosistem adalah suatu system di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran , tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan komponen biotik
Ekosistem tersusun atas dua komponen penting, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik seperti tanaman, hewan, manusia dan lain lain. Sedangkan komponen abiotik sendiri meliputi sinar matahari, suhu, cahaya, tanah, batu, air, angin, kelembaban, pH tanah, dan lain lain. Selalu terjadi keterkaitan antar dua komponen ini sehingga menyebabkan terjadinya ekosistem.
Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin)
Alat yang digunakan untuk mengukur komponen abiotik ada beberapa macam, diantaranya higrotermometer ( untuk mengukur kelembapan dan suhu udara ), anemometer ( untuk mengukur kecepatan angin ), soil tester ( untuk mengukur pH tanah ), luxmeter ( untuk mengukur intensitas cahaya ), dan masih banyak alat pengukur factor abiotik lainnya.
(Tim Dosen Pembina. 2012: 23)
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi. Jika dilihat dari fungsinya ekosistem dibedakan menjadi 2 yaitu komponen autotrof (mampu mensintesis makanannya sendiri dengan mengikat energi dan memebentuk senyawa kompleks) dan komponen heterotrof (memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh organisme lain), sedangkan jika dilihat dari segi penyusunnya dibedakan menjadi 4 yaitu benda tak hidup (abiotik), produsen (organisme autotrof), konsumen (organisme heterotrof) dan pengurai
(Pratiwi. 1996: 53).
Sifat-sifat ekosstem antara lain sebagai berikut: setiap ekosistem bersifat dinamis; dalam arti jumlah, posisi, atau peranan dan intensitas setiap bagian atau unsure akan berubah aatu berkembang secara terus menerus dan berganti setiap saat sebagaimana lazimnya suatu sitem hidup. Setiap ekosistem ditandai oleh suatu struktur atau jenjang hierarkis. Misalnya tumbuhan adalah produsen makanan hama. Hama memakan tumbuhan dengan aneka pola penyerangan. Selanjutnya hama menjadi makanan atau mangsa bagi musuh alami. Dengan demikian musuh almi menduduki tempat teratas dalam rantai makanan ekosistem tanaman. Tanpa musuh alami tanaman dihabiskan oleh hama. Habisnya tanaman pada gilirannya akan menyebabkan kematian musuh almi. Ketiga unsur (tanaman, hama dan musuh alami) dalam suatu ekosistem merupakan system yamg saling terkait. Keseimbangan antara ketiga ekosistem ini harus dijaga agar tanaman dapat tumbuh dengan baik
(Untung, 1996: 44).
Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya suatu siklus kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu :
1.      Suhu.
Proses biologi dipengaruhi suhu . Mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
2.      Air.
Ketersediaan air memengaruhi distribusi organisme. Organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.



3.      Garam.
Konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis. Beberapa organisme terestrial beradaptasi dengan lingkungan dengan kandungan garam tinggi.
4.      Cahaya matahari.
Intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis. Air dapat menyerap cahaya sehingga pada lingkungan air, fotosintesis terjadi di sekitar permukaan yang terjangkau cahaya matahari. Di gurun, intensitas cahaya yang besar membuat peningkatan suhu sehingga hewan dan tumbuhantertekan.
5.      Tanah dan batu.
Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
6.      Iklim.
Iklim adalah kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area. Iklim makro meliputi iklim globalregional dan lokal. Iklim mikro meliputi iklim dalam suatu daerah yang dihuni komunitas tertentu.
(Irwan. 2010: 37)
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan,hewan maupun manusia. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Faktor biotik juga meliputi tingkatan-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
(gudangmakalahmu.blogspot.com/2012/10)
Autotrof adalah organisme yang mampu mensintesis makanan sendiri, menggunakan energi dari matahari, dengan proses yang dikenal sebagai fotosintesis. Semua tanaman dan beberapa bentuk bakteri datang di bawah kategori ini. Mereka juga dikenal sebagai produsen dalam rantai makanan, karena mereka mampu menghasilkan makanan mereka sendiri dan makanan ini secara langsung atau tidak langsung digunakan oleh anggota lain dari rantai makanan.
Aututrophs adalah makan sendiri atau mandiri anggota ekosistem. Mereka mensintesis senyawa organik kompleks seperti karbohidrat, protein dan lemak, dari molekul anorganik sederhana, dengan bantuan energi cahaya atau dengan reaksi kimia anorganik. Tergantung pada metode yang mereka mensintesis makanan mereka, autotrof diklasifikasikan lebih lanjut menjadi dua kategori:
  • Phototrophs – Ini adalah sebagian besar tanaman, yang menggunakan cahaya sebagai sumber energi.
  • Chemoautotrophs – Bakteri atau jamur yang memperoleh makanan mereka dengan reaksi kimia anorganik.
Heterotrof merupakan organisme yang mendapatkan energi dari molekul organik yang dibuat oleh autotrof dikenal sebagai heterotrof. Organisme ini gagal untuk mensintesis makanan mereka sendiri dan tergantung pada produsen atau autotrof, untuk penyediaan senyawa organik yang diperlukan untuk pertumbuhan mereka. Sebagai heterotrof memperoleh energi dari produsen, mereka berfungsi sebagai konsumen dalam rantai makanan. Senyawa organik kompleks yang diproduksi oleh autotrof dipecah menjadi zat yang sederhana, yang memberikan energi ke heterotrof. Seperti autotrof, heterotrof juga diklasifikasikan sebagai photoheterotrophs dan chemoheterotrophs, tergantung pada sumber energi. Konsumen diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam kategori yang berbeda, berdasarkan modus konsumsi.
  • Herbivora – Sebuah heterotrof yang memperoleh energi langsung dari tanaman.
  • Karnivora – Mereka hewan yang memakan hewan lain.
  • Omnivora – Hewan yang mendapatkan makanan mereka dari tumbuhan maupun dari hewan lain.
  • Saprobes – Organisme yang mendapatkan energi dengan memecah sisa-sisa tanaman dan hewan yang mati.
(infobebas.web.id/2011)
Pengurai merupakan organisme heterotrof yang menguraikan bahan organic yang berasal dari organisme mati (bahan organic kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan lagi oleh produsen. Yang termasuk pengurai adalah bakteri, jamur dan lain-lain
(Warsito dan Setyawan, 1999: 134)
Rantai makanan, yaitu perpindahan materi dan energi melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan disebut tingkat trofi atau taraf trofi. Karena organisme pertama yang mampu menghasilkan zat makanan adalah tumbuhan maka tingkat trofi pertama selalu diduduki tumbuhan hijau sebagai produsen. Tingkat selanjutnya adalah tingkat trofi kedua, terdiri atas hewan pemakan tumbuhan yang biasa disebut konsumen primer. Hewan pemakan konsumen primer merupakan tingkat trofi ketiga, terdiri atas hewan-hewan karnivora. Setiap pertukaran energi dari satu tingkat trofi ke tingkat trofi lainnya, sebagian energi akan hilang.
Jaring- jaring makanan, yaitu rantai-rantai makanan yang saling berhubungan satu sama lain sedemikian rupa sehingga membentuk seperi jaring-jaring. Jaring-jaring makanan terjadi karena setiap jenis makhluk hidup tidak hanya memakan satu jenis makhluk hidup lainnya.
(Gheam, 2012)
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup pemakannya.

Perlu di ingat pada bab sebelumnya bahwa ada beberapa tingkat trofik dalam suatu rantai makanan yaitu :
1.     Tingkat trofik I disebut produsen/ detritus
2.     Tingkat trofik II disebut konsumen primer/ Konsumen I
3.     Tingkat trofik III disebut konsumen sekunder/ konsumen II
4.     Tingkat trofik IV disebut konsumen tersier/ konsumen III
 Piramida ekologi secara umum bisa digambarkan pada gambar berikut.
Ada tiga jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah individu, piramida biomassa, dan piramida energi.
1.      Piramida Jumlah
Piramida jumlah menggambarkan hubungan kepadatan populasi/ jumlah individu diantara tingkat trofik. Hal ini menunjukkan bahwa binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih rendah, jumlahnya lebih banyak dibanding dengan binatang yang menempati tingkat trofik yang lebih tinggi.
2.      Piramida Biomassa
Piramida biomassa menggambarkan ukuran berat materi organisme pada setiap trofik dalam satuan berat. Piramida biomassa hasilnya lebih akurat daripada piramida jumlah inidividu. Untuk mengukur berat pada setiap trofik maka rata-rata berat organisme di tiap trofik harus diukur kemudian barulah jumlah organisme pada setiap trofik, tersebut dapat diperkirakan.
3.      Piramida Energi
Pada piramida energi ini akan terlihat adanya penurunan energi yang tersedia untuk setiap tingkat trofik. Jumlah energi sebagai persediaan terbesar adalah produsen dan lebih kecil pada tingkat-tingkat trofik berikutnya. Cara paling teliti untuk mengetahui hubungan antara organisme dari berbagai tingkat trofik adalah dengan piramida energi. Terjadinya penurunan jumlah energi ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
a.     Hanya sejumlah makanan tertentu yang dapat ditangkap dan dimakan  oleh tingkat trofik selanjutnya.
b.    Beberapa makanan sulit dicerna sehingga hanya dikeluarkan sebagai sampah.
c.    Hanya sebagian makanan yang diubah menjadi energi di dalam tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.
(trisantotimmi.binushacker.net/2013/03)
D.    Metode Penelitian
1.      Alat
a.       Plot
b.      Higrotermometer
c.       Anemometer
d.      Alat tulis
2.      Bahan
a.       Ekosistem daratan ( daerah sekitar kampus )
3.     
Diamati ekosistem di dalam plot

Komponen biotik dan abiotik diinventarisasi
Ekosistem daratan yang akan diamati ditentukan terlebih dahulu
Plot pipa dirangkai membentuk segi empat dengan sisi 1 m
Plot dilemparkan secara acak
Kelembapan, suhu udara dan kecepatan angin diukur

Dibuat diagram antara komponen ekosistem dan daur energinya
Cara Kerja















E.     Hasil Pengamatan
Gambar ekosistem
Keterangan

A.    Komponen Biotik
a.       Tumbuhan
1.      Rumput A
2.      Rumput B
3.      Rumput C
4.      Lumut
b.      Hewan
1.      Lalat
2.      Merutu
3.      Semut
4.      Kumbang
B.     Komponen Abiotik
a.       Ranting besar
b.      Ranting kecil
c.       Daun kering
d.      Air tergenang
e.       Bunga gugur
f.       Kulit batang terkelupas
g.      Cahaya
h.      Tanah
i.        Suhu


A.    Biotik
a.       Tumbuhan
1.      0,4 %
2.      0,4 %
3.      94,74 %
4.      0,25 m2
b.      Hewan
1.      0,81 %
2.      2,83 %
3.      0,4 %
4.      0,4 %
B.     Abiotik
a.       1
b.      37
c.       197
d.      Di atas 6 daun
e.       25
f.       1
g.      Terang
h.      Lembab ( 76 % )
i.        Suhu lingkungan sehabis hujan ( 30o )

F.     Pembahasan
Dalam kegiatan praktikum biologi acara VI minggu lalu, kami melakukan pengamatan terhadap ekosistem. Objek yang kami amati adalah ekosistem daratan. Dalam melakukan pengamatan, sampel yang kami gunakan adalah daerah sekitar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tepatnya adalah daerah parkir mobil para dosen.
Dalam kegiatan pengamatan, kami mengambil sampel seluas 1 m2 yang dibatasi dengan pipa persegi yang berukuran 1 x 1 m. Pengambilan sampel kami lakukan secra acak guna memperoleh data yang seobjektif mungkin. Pada sampel seluas 1 m2 tersebut, dapat ditemukan sebuah ekosistem. Di dalamnya terdapat rumput, lumut dan hewan sebagai komponen biotik. Tumbuhan yang kami temukan adalah rumput. Rumput tersebut terdiri dari 3 species yang kami beri nama rumput A, rumput B dan rumput C. Hewan yang kami temukan diantaranya lalat, hewan merutu, semut dan kumbang. Sedangkan komponen abiotiknya adalah tanah, daun kering, bunga berguguran, ranting pohon, pelepah batang pohon, genangan air, udara, kelembapan dan kecepatan angin.
Komponen biotik yang kami amati diantaranya adalah tumbuhan dan hewan. Pada tumbuhan yang kami amati, didapatkan data terbanyak adalah rumput C, yaitu 234 individu. Di susul rumput A dan B yang memiliki jumlah sama yaitu satu individu. Presentase rumput A dari keseluruhan komponen biotik yang kami inventarisir adalah 0,4 %. Hal ini dikarenakan jumlah rumput A adalah satu. Presentase pada rumput A sama dengan pada rumput B, yaitu 0,4 %. Sedangkan pada rumput C, presentasenya adalah 94,74 %. Perbedaan presentase yang cukup signifikan ini dikarenakan penyebaran bibit rumput tersebut kurang merata. Kurang meratanya penyebaran tersebut dapat disebabkan karena agen agen penyebaran, baik dari faktor biotik maupun abiotik kurang terlibat. Selain itu, juga bergantung dari perkembangbiakan masing masing species itu sendiri. Jika specias memiliki bunga, maka penyebarannya akan cepat karena memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menghasilkan individu baru.
Perhitungan banyaknya rumput dari masing masing species tersebut kami dasarkan pada jumlah. Sedangkan lumut, perhitungannya kami dasarkan pada luas penampang. Luas daerah tanah yang berlumut pada ekosistem yang kami amati adalah 0,25 m2 atau bisa dikatakan ¼ bagian dari luas daerah sampel ekosistem yang kami amati. Penyebarannya adalah dibagian tanah yang jarang tanamannya.  Lumut termasuk produsen karena merupakan tumbuhan walaupun tidak bisa mengasilkan makanan sendiri dan merupakan tumbuhan tingkat rendah.
Komponen biotik selanjutnya adalah hewan. Hewan yang dapat kami amati dalam pengamatan tersebut diantaranya  lalat, hewan merutu, semut dan kumbang. Lalat yang dapat kami temukan dalam ekosistem tersebut adalah 2 ekor, hewan merutu 7 ekor, semut 1 ekor dan kumbang 1 ekor. Jumlah dari keseluruhan hewan yang ada adalah 11 ekor. Sehingga total keseluruhan komponen biotik, baik hewan maupun tumbuhan kecuali lumut adalah 247. Presentase keberadaan masing masing hewan tersebut dari seluruh komponen biotik adalah 0,81 % untuk lalat. 2,83 % untuk hewan merutu, 0,4 % untuk semut dan 0,4% untuk kumbang. Hewan hewan yang kami amati tersebut merupakan hewan kecil-kecil. Dari hewan hewan tersebut dapat dijumpai adanya saling ketergantungan. Lalat dan merutu misalnya, mereka ada disana karena tempatnya cocok. Keberadaan kotoran yang dikumpulkan kumbang memancing mereka kesana. Selain itu, adanya semut yang mencari makanan juga menunjukkan kepada lalat bahwa di suatu tempat ada makanan. Kumbang mendapat keuntungan, dengan adanya hewan lain disana maka kumbang dapat mengumpulkan kotoran mereka. Ketergantungan antar hewan ini dinamakan simbiosis.
Dalam ekosistem tersebut, tidak ditemukan adanya keterkaitan rantai makanan antar satu dan lainnya. Tumbuhan sebagai produsen ( trofik I ) tidak dibutuhkan oleh hewan hewan tersebut. Kebutuhan mereka hanya pada tumbuhan yang sudah mai yang sudah menjadi komponen abiotik.  Selain itu, rantai makanan antar hewan juga tidak terjadi. Hal ini dikarenakan merutu dan lalat cenderung suka kepada makanan yang sudah busuk atau tempat kotor. Walaupun terkadang lalat suka pada makanan yang masih segar, akan tetapi di ekosistem tersebut tidak ditemukan makanan segar. Sedangkan kumbang lebih suka kepada kotoran hewan lainnya. Dan semut sedang dalam pencarian makanan. Dari kesemua hewan, hanya semut saja yang merupakan konsumen I (trofik II). Mengapa ? karena semut juga mengumpulkan makanan yang berasal dari tumbuhan. Sedangkan yang menjadi konsumen tingkat II (trofik III) tidak ada. Lalat, kumbang dan merutu sendiri belum teridentifikasi termasuk herbivora atau karnivora. Akan tetapi jika mereka merupakan omnivora, maka dapat dikatakan bahwa lalat, kumbang dan merutu merupakan konsumen tingkat I (trofik II) dan bisa juga konsumen tingkat II atau lebih tergantung daari komponen biotik yang ada di dalam suatu ekosistem tersebut.

Dari komponen biotik yang ada, rumput A, B dan rumput C serta lumut merupakan makhluk hidup yang bersifat autotrof. Autotrof sendiri merupakan makhluk hidup yang dapat membuat makanan sendiri. Proses pembuatan makanan sendiri ini dinamakan fotosintesis. Sedangkan hewan yang ada di dalam ekosistem tersebut merupakan makhluk heterotrof karena mereka tidak dapat membuat atau mensintesis makanannya sendiri. Walaupun tidak bergantung langsung pada tumbuhan, tetapi mereka tetap merupakan makhluk hidup yang bersifat heterotrof.
Selain komponen biotik, di dalam suatu ekosistem juga terdapat komponen abiotik. Komponen abiotik ini merupakan komponen dasar dari keberadaan komponen biotik. Jika tidak ada komponen abiotik, maka komponen biotik pun akan sulit dijumpai. Seperti pada gurun pasir atau kutub. Pada pengamatan yang kami lakukan terhadap sampel ekosistem di daerah kampus, komponen abiotik yang menjadi objek pengamatan kami diantaranya ranting besar, ranting kecil, daun kering, air tergenang, bunga gugur, kulit batang terkelupas, cahaya, tanah dan suhu.
Ranting besar, ranting kecil, daun kering, pelepah kulit pohon dan bunga gugur termasuk ke dalam komponen abiotik karena merupakan benda mati. Walaupun pada dasarnya berasal dari makhluk hidup, akan tetapi mereka sudah lepas dari sebutan itu. Hal ini selain dikarenakan mereka sudah lepas dari tumbuhan induknya, mereka hanyalah kumpulan sel sel yang sudah tidak bisa berkembang lagi. Lama kelamaan mereka akan hancur dengan sendirinya. Dalam hal ini, ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik terlihat. Sisa sisa tumbuhan ini akan membusuk dan terurai menjadi materi yang lebih sederhana. Nantinya materi sederhana ini akan kembali ke tanah dan meningkatkan kesuburan tanah. Secara otomatis, jika kesuburan tanah meningkat maka tumbuhan yang ada di sekitarnya akan tumbuh subur. Tumbuhan yang tumbuh subur ini mengundang binatang lain yang membantu penyerbukan tanaman pada akhirnya nanti.
Air merupakan sumber kehidupan. Dimana ada air disitu ada kehidupan. Dalam pengamatan yang kami lakukan ditemukan enam tempat dimana terdapat genangan air. Air tersebut berada di atas daun kering dan merupakan sisa sisa dari air hujan. Dalam pengamatan tersebut, ditemukan sesekali lalat dan merutu hinggap dipinggiran daun yang tergenangi air tersebut. Dari pengamatan itu, kami menyimpulkan bahwa air itu merupakan minuman bagi mereka.
Pengamatan yang kami lakukan tepat pada keadaan lingkungan setelah hujan. Dan pada saat itu langit masih ditutupi mendung sehingga cahaya yang masuk hampir tidak ada. Kami hanya memperkirakan saja keadaan cahaya, yaitu cahaya terang pada saat dilakukan pengamatan. Terang disini maksudnya adalah terangnya cahaya yang dapat membuat kita melihat benda. Bukan terang seperti ada panas seperti pada siang hari. Sebenarnya pengukuran intensitas cahaya dapat lebih akurat bila dilakukan pengukuran menggunakan luxmeter. Akan tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan karena alat ukurnya ( luxmeter ) belum dimiliki.
Tanah merupakan komponen abiotik utama yang harus ada hampir disetiap ekosistem daratan. Hal ini dikarenakan tanah merupakan unsur terpenting dari keberadaan tanaman atau tumbuhan sebagai produsen. Suatu ekosistem dimana di dalamnya terdapat tumbuhan merupakan ekosistem yang lengkap. Dalam pengamatan yang kami lakukan terhadap sampel ekosistem tersebut, tanahnya padat dan becek. Hal ini dikarenakan tanah tersebut merupakan tempat yang dilalui mobil. Sehingga tanah menjadi terpapat lebih padat ke dalam.selain itu, tanah saat itu becek karen sudah diguyur hujan sebelum dilakukan praktikum. Walaupun begitu, masih dapat ditemukan suatu ekosistem. Berbeda dengan gurun, tanah selalu mengandung unsur hara walaupun sedikit. Sehingga masih bisa ditemui tumbuhan. Sedangkan di gurun, tanahnya bertekstur pasir dan sulit ditemukan air, sehingga kehidupan pun sedikit. Sehingga kita sangat sulit menemukan suatu ekosistem di gurun.
Pada pengamatan awal yang kami lakukan, didapatkan data untuk kelembaban lingkungan yaitu lembab dan suhu adalah suhu sehabis turun hujan. Selanjutnya untuk membuktikan kelembaban dan suhu lingkungan, kami lakukan pengukuran. Kelembaban lingkungan dan suhu udara kami ukur menggunakan higrotermometer. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa kelembaban lingkungan saat itu adalah 76% dan suhunya adalah 30oC. Hal ini disebabkan karena pada saat dilakukan pengamatan, cuaca sedang mendung karena telah terjadi hujan sebelumnya. Selain itu juga kecilnya intensitas cahaya yang diterima disebabkan karena mendung tersebut.
Dalam kegiatan pengamatan yang kami lakukan , komponen biotik seperti rumput A, B dan rumput C serta lumut dapat diamati sebagai tumbuhan secara kasat mata. Begitu juga hewan yang ada seperti semut, hewan merutu, kumbang dan lalat. Komponen abiotik pun apat diamati seperti tanah, air, daun kering, ranting kecil, ranting besar, pelepah kulit pohon dan bunga gugur. Beberapa komponen abiotik dapat dirasakan seperta suhu udara, kelembaban dan intensitas cahaya. Dari pengamatan tersebut, kami lakukan pendokumentasian berupa foto. Untuk beberapa komponen biotik dan abiotik dapat terlihat di hasil pemotretan. Akan tetapi untuk hewan yang kecil kecil tidak dapat terlihat gambarnya.
G.    Kesimpulan         
Ekosistem merupakan luasan daerah yang didalamnya terdapat komponen biotik dan abiotik dimana antara kedua komponen tersebut saling terjadi keterkaitan. Komponen biotik adalah makhluk hidup yang ada di dalam sebuah ekosistem yang meliputi tumbuhan, hewan bahkan manusia . Sedangkan komponen abiotik adalah benda mati yang menunjang keberadaan ekosistem. Komponen biotik meliputi tumbuhan dan hewan. Di dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen ( trofik I ) dan hewan sebagai konsumen ( trofik II,III,IV dan seterusnya ). Komponen abiotik meliputi tanah, udara, suhu, kecepatan angin, air, kelembaban, dan intensitas cahaya.