LAPORAN
BIOLOGI
ACARA
V
KEANEKARAGAMAN
ORGANISME
HEWAN DAN TUMBUHAN
Oleh;
Perdana Arief Sandy
120210101112
Biologi Dasar B
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Program
Studi Pendidikan Matematika
Universitas
Jember
Semester
Genap 2012 – 2013
A. Judul
Keanekaragaman
Organisme Hewan dan Tumbuhan
B. Tujuan
1.
Mahasiswa
bisa menjelaskan struktur morfologi hewan invertebrata dan vertebrata
2.
Mahasiswa
bisa menjelaskan struktur morfologi beraneka ragam tumbuhan dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi
C. Dasar
Teori
Tumbuhan
berdasarkan kerumitan tingkat organisasi tubuhnya digolongkan menjadi beberapa divisi
yaitu mulai yang paling rendah sampai tingkatan yang tinggi, mulai dari Scyzophyta, Bryophyta, Pterydophyta dan
Spermatophyta. Dalam klasifikasi terbaru (Cronguist 1981) tumbuhan berbiji
(Spermatophyta) dibagi menjadi dua
divisi yang baru yaitu Pinophyta
(dulu Gimnospermae) dan Magnoliophyta (dulu Angiospermae). Tumbuhan alga termasuk ke dalam divisi Schyzophyta, tumbuhan lumut termasuk
kedalam divisi Bryophyta, tumbuhan
paku – pakuan termasuk kedalam Pterydophyta,
sedangkan tumbuhan berbiji terbuka termasuk kedalam pinophyta, tumbuhan berbiji tertutup, yang meliputi golongan
tumbuhan dikotil dan monokotil termasuk kedalam divisi Magnoliophyta
( Tim Dosen Pembina.
2012: 17 ).
Lumut
merupakan tumbuhan darat sejati, walaupun masih menyukai tempat yang lembab dan
basah. Lumut yang hidup di air jarang kita jumpai, kecuali lumut gambut
(sphagnum sp.). Pada lumut, akar yang sebenarnya tidak ada, tumbuhan ini melekata
dengan perantaraan Rhizoid (akar semu), olehkarena itu tumbuhan lumut merupakan bentuk
peralihan antara tumbuhan ber-Talus (Talofita) dengan tumbuhan ber-Kormus
(Kormofita). Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Tumbuh di
berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifil. Jika pada
hutan banyak pohon dijumpai epifil maka hutan demikian disebut hutan lumut. Akar
dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem). Pada
tumbuhan lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu:
a. Alat kelamin jantan disebut
Anteridium yang menghasilkan Spermtozoid
b. Alat kelamin betina disebut
Arkegonium yang menghasilkan ovum.
Jika
kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius).
Jika terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius). Gerakan
spermatozoid ke arah ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan
zat kimia berupa lendir yang dihasilkna oleh sel telur. Sporogonium adalah
badan penghasil spora, dengan bagian bagian :
a. Vaginula (kaki)
b. Seta (tangkai) .
c. Apofisis (ujung seta yang melebar)
d. Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan
Kolumela (jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora
lumut bersifat haploid.
(Birsyam. 1992: 35)
Tumbuhan
paku (Pteridophyta) tergolong pada tumbuhan kormus
berspora yang memiliki susunan daun yang umumnya membentuk bangun sayap atau
menyirip, dan pada bagian pucuk tumbuhan itu tedapat bulu-bulu. Daun mudanya
membentuk gulungan atau melingkar
(Yudianto, 1992).
Ø Ciri
– cirri tumbuhan paku
Memiliki
4 struktur penting, yaitu lapisan pelindung sel (jaket steril) yang terdapat
disekeliling organ reproduksi. Embrio multiseluler yang terdapat dalam
arkegonium. Kutikula pada bagian luar dan yang paling penting adalah sistem transport
internal yang mengangkut air dan zat makanan dari dalam tanah. Sistem transport
ini sama baiknya seperti pengorganisasian transport air dan zat makanan pada
tumbuhan tingkat tinggi. Struktur tubuh tumbuhan paku terbagi menjadi :
v Akar
Bersifat seperti akar serabut,
ujungnya dilindungi kaliptra yang terdiri atas sel – sel yang dapat dibedakan
dengan sel – sel akarnya sendiri.
v Batang
Pada sebagian jenis tumbuhan paku
tidak tampak karena terdapat didalam tanah berupa rimbang, mungkin menjalar
atau sedikit tegak. Jika muncul diatas permukaan tanah, batangnya sangat pendek
sekitar 0,5 m. akan tetapi ada batang bebrapa jenis tumbuhan paku seperti paku
pohon/paku tiang yang panjangnya mencapai 5 m dan kadang – kadang bercabang
misalnya : Alsophilla dan cyathea.
v Daun
Daun selalu melingkar dan menggulung
pada usia muda. berdasarkan bentuk ukuran dan susunanya, daun paku dibedakan
antara epidermis, daging daun, dan tulang daun.
a) Makrofil
Daun ini berbentuk kecil – kecil
seperti rambut atau sisik, tidak bertangkai dan tidak bertulang daun, belum
memperlihatkan diferensiasi sel, dan tidak dapat dibedakan antara epidermis,
daging daun dan tulang daun.
b) Mikrofil
Merupakan daun yang bentuknya besar,
bertangaki dan bertulang daun, serta bercabang – cabang. Sel – sel penyusunnya
telah memperlihatkan diferensiasi, yaitu dapat dibedakan antara jaringan tiang,
jaringan bunga karang, tulang daun, serta stomata (mulut daun).
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
Ditinjau dari fungsinya , daun tumbuhan paku dibedakan atas:
1) Tropofil : Merupakan daun yang
khusus untuk fotosintesis.
2) Sporofil : Daun ini berfungsi untuk
menghasilkan spora. Tetapi
daun ini juga dapat melakukan fotosintesis, sehingga disebut
pula
sebagai troposporofil.
Ditinjau dari macam spora yang
dihasilkan , tumbuhan paku dapat dibedakan menjadi tiga golongan seperti
berikut ini :
1.
Paku Homospora (isospora) : Menghasilkan satu jenis spora ,
misalnya
Lycopodium (paku kawat).
2.
Paku Heterospora : Menghasilkan dua jenis spora yanhg
berlainan; yaitu
mikrospora berkelamin jantan dan makrospora (mega spora)
berkelamin
betina, misalnya : Marsilea (semanggi),
Selaginella (paku rane).
3.
Paku Peralihan : Paku ini merupakan peralihan antara
homospora dengan
heterospora, yaitu paku yang
menghasilkan spora yang bentuk dan
ukurannya sama tetapi berbeda jenis
kelaminnya, satu berjenis kelamin
jantan dan lainnya berjenis kelamin
betina, misalnya Equisetum debile
(paku ekor kuda).
( Latifah. 2004: 135 )
Tanaman
pinus (Pinus merkusii) berperawakan
pohon dengan ketinggian 1-40 meter. Sistem perekaran dari Pinus merkusii berupa akar tunggang (radix primaria). Batang pada Pinus merkusii berupa batang berkayu
berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang beralur (sulcatus). Arah tumbuh
tegak lurus (erectus) dengan percabangan monopodial. Daun berbentuk jarum dalam
berkas terdiri dari 2 daun, pada pangkal berkas dikelilingi oleh sarung sisik
berupa selaput tipis. Duduk daun tersebar (folia sparsa) Bunga pada Pinus merkusii berkelamin satu
(uniseksualis) berumah satu (monoecus). Bunga jantan dan betina dalam satu
tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus (silindris). Strobilus betina berbentuk
kerucut, tumbuh di ujung dahan. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya
berwarna coklat. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap. Biji pada Pinus merkusii terletak pada dasar
setiap sisik buah, setiap sisik menghasilkan dua biji, bulat telur dan pipih
serta bersayap. Sayap melekat pada biji.
( Hani Hanafiyah .2012 )
Kelompok hewan tidak
bertulang belakang (invertebrate) merupakan kelompok hewan yang lebih rendah
tingkatannya dibandingkan kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata). Dalam
kesempatan ini dari kelompok hewan invertebrate akan dibahas hanya mengenai
phylum Anthropoda
( Tim Dosen Pembina. 2013: 15 )
Vertebrata
adalah kelompok hewan yang memiliki tulang belakang mereka umumnya memiliki
tubuh simetri bilateral, rangka dalam, dan berbagai alat tubuh. Vertebrata telah
memiliki alat tubuh yang lengkap antara lain adalah sebagai berikut:
a. sistem
pencernaan memanjang dari mulut hingga anus.
b. sistem
peredaran darah tertutup
c. alat
ekskresi berupa ginjal
d. alat
pernafasan berupa paru-paru atau insang
e. sepasang
alat reproduksi dikanan dan dikiri
f. sistem
endokrin yang berfungsi menghasilkan hormone
g. sistem
saraf yang terdiri dari sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang)
serta susunan saraf tepi (serabut saraf)
Vertebrata dikelompokan
atas beberapa kelas:
1. Chondrichthyes,
merupakan kelompok ikan bertulang rawan. Mereka antara lain hiu, ikan pari.
Kelompok ikan ini memiliki tipe sisik tlakoid dan glanoid.
2. Osteichthyes,
merupakan kelompok ikan bertulang sejati. Contoh kelompok ikan tersebut adalah
ikan sqalmon dan ikan belut
3. Amphibia,
merupakan kelompok hewan yang dapat hidup diair dan didarat. Larva biasa hidup
diair dan bernafas dengan menggunakan insang. Dewasanya hidup didarat dan
bernafas dengan paru-paru.
4. Reptilia,
merupakan vertebrata pertama yang menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
kering. Mereka dikenal memiliki telur amniotik.
5. Aves,
merupakan kelompok hewan yang dikenal sebagai burung. Anggotanya juga
menghasilkan elur amniotik, seperti halnya kelompok reptil.
6. Mamalia,
merupakan kelompok hewan yang memiliki rambut dan kelenjar mammae (kelenjar
susu). Rambut tersebut dapat melindungi diri dari cuaca dingin.
Tubuh ikan terdiri atas caput, truncus, dan cauda,
diantara mana tidak ada batas yang nyata sebagai batas antara caput
dan truncus dipandang tepi caudal operculum dan sebagai batas antara truncus
dan ekor dipandang anus. Ikan-ikan yang dapat berenang cepat berbentuk seperti
torpedo. Tetapi Cyprinus lebih pendek, lebih pipih kearah bilateral dan
lebih lebar ka arah dorsoventral
( Radiopoetra,
1996:
231 ).
Tubuh
ikan mas digolongkan (3) tiga bagian yaitu kepala, badan, dan ekor. Pada kepala
terdapat alat-alat seperti sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak
berhubungan dengan rongga mulut, celah-celah insang, sepasang tutup insang,
alat pendengar dan keseimbangan yang tampak dari luar
( Cahyono, 2000: 10 )
Pada bagian kepala ikan mas terdapat lubang mulut
(moncong) yang dapat ditarik ke belekeng. Pada moncong terdapat tulang
premaksila yang letaknya paling depan, maksila yang letaknya pada bagian belakang
moncong, adimaksila yang letaknya pada bagian dorsal dan dentale yang merupakan
tulang yang menyokong rahang bawah. Terdapat pula lekuk hidung yang letaknya
disebelah atas di belakang mulut yang berfungsi sebagai indra penciuman. Mata
yang terletak disebelah belakang lekuk hidung agak ke atas dan tidak mempunyai
kelopak mata. Tutup insang yang tersusun dari empat potongan tulang yaitu
operkulum (berupa tulang yang paling besar dan letaknya paling dorsal),
preoperkulum (berupa tulang sempit yang melengkung seperti sabit dan terletak
di bagian depan), interoperkulum (merupakan tulang sempit yang terletak
diantara operkulum dan preoperkulum), serta tulang keempat yang dinamakan
suboperkulum. Terdapat pula membrana brankhiostegi yaitu berupa selaput tipis
yang melekat pada pinggiran tulang tutup insang sebelah belakang
(Djunanda, 1982: 37).
Jaringan
tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari. Sirip-sirip ikan ada yang
berpasangan dan ada yang tunggal, sirip yang tunggal merupakan anggota gerak
yang bebas. Selain itu system alat pencernaan ikan mas secara umum terdiri atas
saluran pencernaan berturut-turut dari mulut hingga ke anus sebagai berikut:
1.
Rongga mulut, di dalam
rongga terdadat sebagai berikut
a.
Lidah yang melekat pada
dasar mulut dan tidak dapat di gerakan
b.
Kelenjar-kelenjar
lendir, tetapi tidak terdapat kelenjar ludah.
c.
Rahang dengan gigi-gigi
kecil berbentuk kerucut.
2.
Faring, yaitu pangkal
tenggorokan yang tempatnya yang sesuai dengan tempat insang.
3.
Kerongkongan yaitu
kelanjutan faring yang terletak di belakang insang.
4.
Lambung yaitu
kelanjutan kerongkongan yang merupakan pembesaran dari usus.
5.
Ususnya panjang dan
berliku-liku pada saluran pencernaan terdapat beberapa kelenjar pencernaan,
antara lain:
a) Hati, terletak di bagian muka rongga badan meluas mengelilingi usus.
b) Pangkereas terletak dibagian lambung dan usus.
c) Jantung, terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi dekat daerah insang dan di bungkus oleh selaput.
a) Hati, terletak di bagian muka rongga badan meluas mengelilingi usus.
b) Pangkereas terletak dibagian lambung dan usus.
c) Jantung, terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi dekat daerah insang dan di bungkus oleh selaput.
Disamping
alat-alat yang terdapat dalam, rongga peritoneum dan pericardium, gelembung
renang, ginjal, dan alat reproduksi pada sistem pernapasan ikan umumnya berupa
insang
(Bactiar,2002)
Amphibia berasal dari kata amphi = dua, bios = hidup. Jadi,
Amfibi berarti hewan yang hidup di dua alam. Ketika masa larva hidup di air
tawar, setelah dewasa hidup di darat. Bentuk tubuh kodok berbeda pada saat
larva dan dewasa. Bentuk larva cocok untuk hidup di air, bentuk dewasa sesuai
dengan lingkungan darat. Ukuran tubuhnya kecil, bervariasi antara beberapa
sentimeter saja. Warna tubuh di bagian punggung umumnya hijau berbercak hitam,
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Berbeda dengan ikan, kulit kodok
tidak bersisik dan selalu lembap atau basah. Hal ini disebabkan oleh kulit yang
berfungsi sebagai alat pernapasan. Molekul air di kulitnya akan melarutkan
oksigen sehingga oksigen dapat berdifusi ke dalam pembuluh darah. Amfibi adalah
kelompok hewan yang melakukan pembuahannya secara eksternal dan internal. Bagi
kelompok kodok, telur yang telah dibuahi, dikeluarkan dan disimpan di dalam
kantung penuh jeli. Telur ini dapat dibuahi saat jantan menaruh spermanya dekat
betina. Bagi kelompok salamander, pembuahan berlangsung secara internal
(Budisma.2010).
D. Metode
Penelitian
1.
Alat
a.
Mikroskop
b.
Loupe
c.
Papan
dan alat seksio
2.
Bahan
a.
Udang
( cambarus sp. )
b.
Ikan
mas ( Cyprinus carpio )
c.
Preparat
awetan alga
d.
Tumbuhan
lumut daun
e.
Tumbuhan
paku pakuan
f.
Tumbuhan
berbiji terbuka ( Pinus sp. )
g.
Tumbuhan
berbiji tertutup monokotil ( rumput teki )
h.
Tumbuhaan
berbiji tertutup dikotil ( pacar air )
3.
Cara Kerja
a.
Bahan diletakkan pada papan seksio
|
Kodok diberi bius dan dipaku pada papan
seksio
|
Bahan digambar
|
Gambar diberi keterangan
|
b. Pengamatan
orfologi Tumbuhan
v
Lumut
Lumut diletakkan di atas kertas atau
dipegang
|
Lumut
diamati dengan loupe
|
Lumut digambar dan ditunjukkan bagian
bagiannya
|
v
Tumbuhan Paku, Tumbuhan Gymnospermae,
Seluruh jenis tanaman diletakkan di
atas alat seksio
|
Seluruh tumbuhan digambar
|
Morfologi dari masing masing tumbuhan
diamati
|
Bagian bagian yang ditunjukkan diberi
keterangan
|
E. Hasil
Pengamatan
a.
Pengamatan Morfologi Hewan
1. Pengamatan Udang ( Pennaeus sp. )
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
P : Arthropoda
SP: Mandibuata
C : Crustaceae
O : Decapoda
F : Penaeidae
G : Pennaeus
S : Pennaeus sp.
|
Keterangan
1.
Cephalothorax ( kepala dan dada bersatu )
Ruas-ruas cephalothorax ditutupi oleh penutup yang disebut karapax. Di
bagian ujung kepala terdapat rostrum ( moncong ). Pada bagian kepala terdapat
sepasang antenula pendek dan sepasang antena panjang sebagai organ yang dapat
digerakkan untuk menerima stimulus dari lingkungannya. Pada bagian kepala juga
terdapat mulut ( rimaoris ). Di bagian kepala juga terdapat sepasang mata.
2.
Perut ( Abdomen )
Terdapat lima pasang kaki jalan dan enam pasang kaki
renang
3.
Ekor
Terdapat telson yang runcing
2. Pengamatan Ikan Mas ( Cyprinus carpio L )
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
P : Chordata
SP: Vertebrata
C : Osteichtyes
O : Cypriniformes
F : Cyprinidae
G : Cyprinus
S : Cyprinus
carpio L
|
Keterangan
1.
Kepala
1.
Mulut ( rimaoris )
2.
Mata ( organo fisum )
3.
Tutup insang ( operkulum )
4.
Hidung ( fovea nasalis )
2.
Badan
1.
Sirip dada ( cauda pectoralis )
2.
Sirip perut ( cauda abdominalis )
3.
Sirip punggung ( cauda dorsalis )
4.
Sirip anus ( cauda analis )
5.
Sirip ekor ( cauda )
6.
Kloaka : muara dari tiga saluran
7.
Linea lateralis ( gurat sisi )
8.
Sisik
3.
Ekor
1.
Sirip ekor
3. Pengamatan Kodok ( Bufo sp. )
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
P : Chordata
SP: Vertebrata
C : Amphibia
O : Anura
F : Bufonidae
G : Bufo
S : Bufo sp.
|
Keterangan
1.
Kepala
1.
Mulut ( rimaoris )
2.
Mata ( organo fisum )
a.
Kelopak tebal ( di bagian atas )
b.
Kelopak niktikan ( selaput )
3.
Hidung ( fovea nasalis )
4.
Membran timpani : sebagai alat pendengaran
2.
Badan
1.
Kelenjar paratoid
2.
Punggung
3.
Perut
4.
Kloaka ( muara dari tiga saluran )
3.
Alat gerak ( Tungkai )
1.
Tungkai depan
a.
Jari – jari ( digiti )
b.
Tungkai atas ( brakhium )
c.
Tungkai bawah ( antebrakhium )
d.
Telapak ( manus )
2.
Tungkai belakang
a.
Tungkai atas ( femur )
b.
Tungkai tengah ( crus )
c.
Tungkai belakang ( pedes )
d.
Telapak ( manus )
e.
Jari – jari ( digiti )
b.
Pengamatan Morfologi Tumbuhan
1. Pengamatan Lumut Daun
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
K : Plantae
D : Bryophyta
C : Musci
O : Bryales
F : Politrichaceae
G : Pogonatum
S : Pogonatum sp.
|
Keterangan
Tumbuhan lumut daun merupakan
tumbuhan tingkat rendah karena tidak memiliki berkas pembuluh ( xylem dan floem
) yang disebut talophyta. Bagian bagian tumbuhan lumut :
1.
Daun :
berwarna hijau, bukan daun sejati
2.
Batang :
bukan batang sejati
3.
Rizoid :
pengganti akar à melekat dan menyerap
nutrisi dari tanah
Tumbuhan lumut menyerap
makanan dari tanahdengan difusi dan osmosis. Tumbuhan lumut bereprosuksi dengan
fase gametofit ( bawah ) dan fase sporofit ( atas ). Pada fase sporofit
membentuk kotak spora.
2. Pengamatan Tumbuhan Paku
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
K : Plantae
D : Pteridophyta
C : Pteridopsida
O : Polypodiales
F : Lamariopsidaceae
G : Nephrolepis
S : Nephrolepis
biserrata
|
Keterangan
Tumbuhan paku – pakuan
merupakan tumbuhan kormophyta karena memiliki berkas pengangkut. Hampir semua
bagian dari tumbuhan paku – pakuan merupakan bagian daun. Batangnya horizontal
dan kecil serta memiliki akar. Pada daunnya terdapat titik – titik yaitu sporangium
( kotak spora ) Ã kumpulan dari
sporangium adalah sorrus.
3. Pengamatan Tumbuhan Gymnospermae ( Pinus
merkusii )
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
K : Plantae
D : Spermatophyta
SD: Gymnospermae
C : Coniferae
O : Pinales
F : Pinaceae
G : Pinus
S : Pinus merkusii
|
Keterangan
Tumbuhan gymnospermae
merupakan tumbuhan berbiji terbuka. Bagian – bagian dari gymnospermae ; daun (
menjarum ) dan batang. Strobilus ( alat perkembang biakan pinus ). Strobilus
jantan terletak pada apikal, bentuknya kuncup. Strobilus betina terletak pada
ketiak daun ( aksilar ), bentuknya mekar yang bertujuan agar spora dari
strobilus jantan bisa turun pada strobilus betina. Sehingga pada pinus,
strobilus jantan terletak di atas strobilus betina.
4. Pengamatan Tumbuhan Monokotil ( Rumput teki )
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
K : Plantae
D : Spermatophyta
SD: Magnoliophyta
C : Liliopsida
O : Cyperales
F : Cyperaceae
G : Cyperus
S : Cyperus
rotundus L
|
Keterangan
Tumbuhan monokotil merupakan tumbuhan berbiji
tertutup ( angiospermae ) dan memiliki beberapa bagian ;
1.Akar
2.Batang ( horizontal dan
vertikal )
Ketika mau berkembang,
batang horizontal muncul menjulang ke atas. Pada keadaan belum berbunga, batang
tidak muncul. Dan jika batang dipotong melintang, maka bentuk batang adalah ∆.
3.
Daun
1.
Daun yang tumbuh menutupi batang vertikal
2.
Daun pelindung bunga ( brakhteral )
4.
Bunga majemuk
5. Pengamatan Tumbuhan Dikotil ( Pacar air )
Gambar
|
Klasifikasi
|
|
K : Plantae
D : Spermatophyta
SD: Angiospermae
C : Dycotiledoneae
O : Sapindales
F : Balsaminae
G : Impatiens
S : Impatiens
balsamina
|
Keterangan
1.
Batang
2.
Daun dengan tipe menjari dan tersebar
3.
Bunga à kelopak, putik dan
benang sari
4.
Akar
F. Pembahasan
Dalam kegiatan
praktikum acara ke lima yang dilaksanakan minggu kemarin, kami berkesempatan
melaksanakan pengamatan
keanekaragaman hewan dan tumbuhan. Dalam melakukan pengamatan, objek yang kami
amati adalah hewan dan tumbuhan dari tingkat rendah sampai tinggi. Hewan yang
kami amati diantaranya hewan invertebrata dan hewan vertebrata. Sedangkan
tumbuhan yang kami amati adalah tumbuhan dari tingkat rendah sampai tingkat
tinggi.
Kegiatan pertama yang
kami amati adalah mengamati hewan. Hewan yang kami amati diantaranya udang,
ikan dan kodok. Udang ( Pennaeus sp. ) merupakan perwakilan dari kelas Crustaceae yaitu kelas hewan invertebrata yang tubuhnya tertutupi
oleh eksoskeleton. Untuk ikan, yang kami amati adalah ikan mas ( Cyprinus carpio ) yang merupakan
perwakilan dari kelas Osteichtyes . sedangkan untuk kelas Amphibia yang
kamati adalah kodok ( Bufo sp. )
a.
Udang
Pada pengamatan
yang kami lakukan terhadap udang ( Pennaeus
sp. ), didapatkan beberapa bagian yang teramati. Bagian bagian tersebut
diantaranya ; antena, antenula, mulut, mata, cephalothorax, abdomen, telson,
ekor, kaki jalan dan kaki renang.
Antena pada udang
ada dua. Yang satu pasang berupa antena
panjang dan sepasang lagi berukuran pendek. Antena yang panjang
berbentuk seperti rambut panjang dan terletak di bagian depan dekat antenula di
bawah rostrum. Antena panjang ini berfungsi untuk mendeteksi mangsa dan
lingkungannya. Sedangkan antena pendek atau antenula ini juga berfungsi sebagai
pendeteksi keadaaan lingkungannya. Mulut atau rostrum pada udang ( Pennaeus sp. ) terletak di bagian depan
di atas antena dan antenula. Mulut ini berfungsi sebagai tempat dimana makanan
pertama kali diproses. Selanjutnya adalah mata. Mata pada udang terletak di
sebelah rostrum. Mata ini berfungsi sebagai indera penglihat. Dalam mencari
makanan, udang tidak hanya mengandalkan mata saja, tetapi juga dibantu dengan antena.
Cephalothorax merupakan bagian kepala dan dada yang bersatu. Cephalothorax ini
ditutupi oleh zat kitin yang disebut karapax. Fungsi dari karapax ini adalah
melindungi bagian organ dalam udang. Selanjutnya adalah abdomen. Abdomen
merupakan terusan dari cephalothorax atau bisa disebut perut. Abdomen pada
udang beruas ruas dan keras, tetapi di persambungan antar ruasnya bersifat
lunak. Fungsi dari abdomen adalah sebagai tempat mencerna makanan. Ekor
merupakan bagian ujung belakang dari udang. Ekor pada udang berada di sisi kiri
dan kanan. Fungsi dari ekor adalah sebagai alat belok saat berjalan atau
berenang. Di bagian tengah dari kedua ekornya, terdapat telson. Telson
merupakan terusan dari abdomen yang berbentuk runcing memanjang ke belakang.
Telson ini berfungsi memecah gelombang air yang terlewati saat berenang. Kaki
jalan adalah bagian kaki yang lebih panjang dan terletak di bagian depan. Kaki
jalan pada udang ada tujuh pasang. Kaki jalan ini berfungsi sebagai alat jalan
dan menangkap mangsa. Kaki renang adalah kaki yang lebih pendek dan terletak di
bagian bawah abdomen. Kaki renang ini berjumlah lima pasang dan berfungsi
sebagai alat renang.
Udang termasuk
hewan invertebrata karena tidak mempunyai tulang belakang. Berikut merupakan
klasifikasi dari udang ;
Phylum : Arthropoda
Sub Phylum : Mandibulata
Class : Crustaceae
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Pennaeus
Species : Pennaeus sp.
b.
Ikan Mas
Hewan kedua yang
kami jadikan objek pengamatan adalah ikan mas
( Cyprinus carpio ). Pada ikan mas, teramati beberapa bagian tubuh
mulai dari depan sampai belakang. Bagian bagian tersebut diantaranya ; bagian
kepala , badan dan bagian ekor. Bagian kepala terdiri dari mulut ( rimaoris ),
mata ( organofisum ), tutup insang ( operkulum ), hidung ( fovea nasalis ). Sedangkan
bagian badan terdiri atas sirip dada (
cauda pectoralis ), sirip perut ( cauda abdomenalis ), sirip pungung ( cauda
dorsalis ), sirip anus ( cauda analis ), sirip ekor ( cauda ), kloaka, gurat
sisi dan sisik. Untuk bagian ekor sendiri hanya terdapat sirip ekor.
Pada bagian kepala,
rimaoris atau mulut ikan mas terletak di tengah dan berbentuk seperti mulut
manusia. Fungsi dari mulut adalah untuk makan dan juga sebagai tempat masuknya
air. Air yang masuk melalui mulut selanjutnya diserap oksigenya dan digantikan
dengan CO2 . prosesnya dinamakan difusi dan berlangsung di bagian
insang. Mata atau organofisum pada ikan terletak di bagian depan samping. Mata
ikan menghadap samping dan berada di bagian atas mulut. Mata ini berfungsi
sebagai alat indera dalam melihat mangsa atau predator. Tutup insang (
operculum ) merupakan bagian dari insang yang berada di bagian luar. Fungsi
dari operculum ini adalah untuk melindungi insang sebagai organ respirasi.
Operculum ini bertekstur keras dan licin.
Pada bagian badan
ikan terdapat berbagai macam sirip dan bagian bagian lainnya. Sirip dada atau
cauda pectoralis merupakan sirip pada ikan mas yang terletak di bagian dada di
dekat operculum. Sirip ini berfungsi saat ikan berenang. Bentuk sirip dada
lebih besar dari pada sirip lainya kecuali sirip punggung. Sirip perut ( cauda
abdomenalis ) merupakan sirip yang bentuknya lebih kecila dari sirip dada.
Sirip perut ini juga berfungsi dalam melancarkan gerakan ikan dalam air. Sirip
punggung atau cauda dorsalis merupakan sirip ikan yang terletak di bagian
punggung ikan. Sirip ini memiliki duri. Sirip punggung sendiri hanya ada satu
memanjang dari badan bagian depan sampai pertengahan. Sedangkan sirip sirip
lainya berpasangan kanan dan kiri. Sirip punggung berfungsi memecah air yang
dilalui ikan saat berenang. Sehingga pergerakan ikan lebih cepat. Sirip anus (
cauda analis ) adalah sirip ikan yang letaknya di sekitar anus. Sirip ini
memiliki ukuran paling kecil dibandingkan sirip sirip lainnya. Fungsi dari
sirip anus ini juga sama , yaitu mempermudah pergerakan ikan. Sirip ekor
merupakan sirip ikan yang bentuknya sama dan tersusun secara vertikal, yaitu
atas dan bawah. Sirip ekor ini bentuknya seperti daun waru dan berfungsi
sebagai alat belok disaat ikan berenang. Kloaka atau muara dari tiga saluran.
Pada ikan mas, kloaka terletak di sekitar
sirip anus ( cauda analis ). Kloaka ini merupakan muara dari saluran
pencernaan, saluran kelamin dan saluran urine. Linea lateralis merupakan garis
memanjang yang terlihat dibagian badan ikan diantaranya sisik sisiknya. Linea
lateralis ini pada ikan bisa disebut sebagai indera ke enam dikarenakan linea
lateralis tersebut memiliki kepekaan yang luar biasa terhadap rangsangan di
sekitar tubuh ikan. Selanjutnya adalah sisik. Sisik pada ikan berbentuk bulat
kurang sempurna. Sisik ikan tersusun rapi menutupi seluruh permukaan badan.
Sisik ikan ini bersifat licin dan berfungsi melindungi tubuh ikan.
Ikan mas merupakan
hewan vertebrata. Berikut merupakan pengklasifikasian dari ikan mas;
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Osteichtyes
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio L
c.
Kodok
Pada pengamatan hewan selanjutnya, yang kami amati adalah
katak atau lebih jelasnya kodok. Perbedaan yang nyata antara katak dan kodok
ialah kulit kodok lebih kasar daripada kulit kodok. Dikarenakan mencri kodok
sebagai objek pengamatan itu sulit, maka digunakanlah kodok sebagai
penggantinya yang memiliki struktur morfologi hampir sama.
Kodok ( Bufo sp. )
merupakan hewan amphibi yang bisa hidup di dua alam, yaitu air dan darat. Kodok
dapat hidup di darat karena ia mempunyai paru paru sebagai organ pernafasannya.
Selain itu kodok juga mempunyai kulit yang selalu basah guna bernafas dalam
air. Tubuh kodok terbagi menjadi beberapa bagian utama, diantaranya bagian
kepala, badan dan alat gerak ( tungkai ). Bagian kepala meliputi mulut (
rimaoris ), mata ( organofisum ), hidung ( fovea nasalis ) dan membran timpani.
Pada bagian badan terdapat beberapa bagian diantaranya kelenjar paratoid,
punggung, perut dan kloaka. Sedangkan bagian tungkai atau alat gerak terbagi
menjadi dua, yaitu tungkai depan dan tungkai belakang.
Bagian kepala yang pertama terdapat mulut. Mulut pada kodok
berfungsi sebagai enangkap mangsa dan bernafas. Selain itu mulut juga digunakan
untuk mengeluarkan bunyi bunyian seperti saat setelah turun hujan. Mulut kodok
berbentuk seperti mulut bunglon dan memiliki lidah yang cukup panjang. Disaat
menangkap mangsa, lidahnya menjulur dengan gerakan yang sangat cepat. Mata (
organo fisum ) merupakan organ pada kodok yang berfungsi sebagai indera
penglihat. Mata pada kodok terletak di bagian atas dari mulut. Mata kodok
berbentuk bulat dan dilindungi oleh dua kelopak. Pertama adalah kelopak tebal
yang etaknya di bagian luar. Yang kedua
adalah kelopak halus yang menutupi mata atau biasa disebut kelopak niktikan.
Seperti halnya buaya, kelopak niktikan pada kodok ini berfungsi untuk
melindungi mata kodok saat berenang. Jadi
ketika berenang, kodok masih bisa membuka matanya di dalam air. Hidung (
fovea nasalis ) merupakan organ pada kodok yang berfungsi sebagai indera
pembau. Letak hidung di atas mulut. Hidung ini tidak terlihat seperti halnya
hidung manusia. Kodok tidak mempunyai telinga seperti hewan mamalia. Tetapi kodok
mempunyai membran timpani yang fungsinya sama , yaitu sebagai alat
pendengarabn. Membran timpani ini terletak di bagian bawah mata. Terdapat dua
membran timpani, yaitu di kanan dan kiri.
Pada bagian badan terdapat kelenjar paratoid. Kelenjar
ini terletak di bawah kulit di bagian atas dari tungkai depan. Terdapat
sepasang kelenjar paratoid yaitu di kanan dan di kiri. Selanjutnya adalah
punggung. Punggung pada kodok memiliki bentuk yang tidak rata. Seperti ada
durinya. Punggung kodok ditutupi oleh kulit yang kasar. Kulit pada kodok
berwarna cokelat dan memiliki bercak bercak hitam. Punggung inilah yang
merupakan dasar pengklasifikasian kodok sebagai hewan vertebrata. Perut
merupakan tempat dimana organ pencernaan berada. Perut kodok tertutupi oleh
kulit yang halus dan berwarna cokelat muda. Perut ini terletak di atas tungkai
bawah. Kloaka atau muara dari tiga saluran merupakan bagian pada kodok yang
berfungsi sebagai muara tempat pembuangan. Kloaka merupakan penyatuan dari tiga
saluran, diantaranya saluran urine, saluran pencernaan dan saluran alat
kelamin.
Bagian alat gerak ( tungkai ) merupakan anggota gerak
pada kodok yang meliputi tungkai depan dan tungkai belakang. Tungkai padakodok
ini berfungsi sebagai alat gerak untuk memudahkan kodok dalam bergerak. Pada
tungkai depan terdpat beberapa bagian, diantaranya jari ( digiti ), tungkai
atas ( brakhium ), tungkai bawah ( antebrakhium ) dan telapak ( manus ). Jari atau digiti merupakan
bagian tungkai yang paling ujung yang bentuknya seperti jari manusia. Bedanya
pada kodok terdapat selaput renang. Tungkai atas atau brakhium pada kodok bisa
diibaratkan lengan atas. Tungkai atas ini berfungsi sebagai penopang tubuh kodok.
Tungkai bawah merupakan lanjutan dari tungkai atas yang letaknya diantara
tungkai atas dan jari. Bentuk tungkai atas dan tungkai bawah hampir sama.
Perbedaannya hanya pada tungkai atas ukurannya lebih besar. Telapak atau manus
adalah telapak jari jari pada kodok. Manus ini memudahkan kodok dalam berenang
di air. Seperti halnya tungkai depan, pada tungkai belakang juga memiliki
susunan yang hampir sama. Perbedaannya dengan tungkai depan hanya pada nama
latinnya dan tambahan beberapa bagian saja. Pada tungkai belakang terdapat
beberapa bagian diantaranya tungkai atas ( femur ), tungkai tengah ( crus ),
tungkai belakang ( pedes ), telapak (
manus ) dan jari ( digiti ). Pada dasarnya tungkai belakang pada kodok
berfungsi untuk mempermudah kodok dalam melompat. Sehingga tungkai belakang
lebih panjang dari pada tungkai depan. Pada bagian tungkai atas ( femur ), bentuknya
lebih besar dan tampak lebih kuat. Di bagian dalam kulitnya berwarna putih dan
di bagian luar kulitnya kasar dan berwarna cokelat bercak hitam. Tungkai tengah
atau crus merupakan lanjutan dari tungkai atas. Tungkai tengah ini bentuknya
lebih kecildari pada tungkai atas. Letaknya diantara tungkai atas dan tungkai
belakang. Tungkai belakang merupakan tungkai yang berada di bagian akhir dari
kaki belakang kodok. Tungkai ini berfungsi sebagai penguat pada saat kodok
bersiap untuk melompat. Jari ( digiti ) dan telapak ( manus ) pada bagian
tungkai belakang memiliki fungsi dan bentuk yang sama dengan tungkai depan.
Perbedaannya terletak pada ukurannya. Pada tungkai belakang jari dan telapak
lebih besar dari pada tungkai depan.
Berikut merupakan pengklasifikasian kodok sebagai hewan
ampfibi;
Phylum : Chordata
Sub Phylum : Vertebrata
Class : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Bufonidae
Genus : Bufo
Species :
Bufo sp
Setelah melakukan pengamatan terhadap morfologi hewan,
selanjutnya kami melakukan pengamatan terhadap morfologi tumbuhan. Tumbuhan
yang kami amati adalah dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat
tinggi. Beberapa tumbuhan yang kami jadikan objek pengamatan adalah lumut daun
( Pogonatum sp ), paku pakuan ( Nephrolepis biserrata ), pinus (Pinus
merkusii ), rumput teki (Cyperus
rotundus L ) dan tanaman pacar air (Impatiens
balsamina ).
a.
Lumut Daun ( Pogonatum sp. )
Lumut daun meruakan tumbuhan tingkat rendah. Lumut daun
termasuk tanaman talophyta karen tidak mempunyai berkas pembuluh. Tetapi lumut
daun sudah memiliki akar ( rizoid ), batang dan daun walaupun masih sederhana..
Akarnya berbentuk seperti serabut dan berfungsi untuk melekatkan dirinya pada
sesuatu sebagai tempat hidupnya. Selain itu, rizoid pada lumut daun berfungsi
menyerap sari pati dari tanah atau tempat melekatnya. Daun pada tanaman ini
memiliki bentuk seperti daun bunga bougenvile yang berukuran sangat kecil.
daunnya terletak hampir di sepanjang batangnya. Batang lumut daun ini memanjang
dari akar sampai ke atas. Batangnya tidak bercabang dan tidak beruas pula.
Pada lumut daun terjadi dua fase reproduksi, yaitu fase
sporofit dan fase gametofit. Fase sporofit adalah fase dimana lumut daun
bereproduksi menggunakan spora. Pada fase sporofit, batabg akan memanjang dan
membentuk kotak spora di ujungnya. Sedangkan pada fase gametofit tidak
terbentuk kotak spora. Pada lumut daun, fase gametofit lebih dominan
dibandingkan dengan fase sporofit.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tanaman lumut
daun sebagai tanaman tingkat rendah ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Bryophyta
Class : Musci
Ordo : Bryales
Famili : Politrichaceae
Genus : Pogonatum
Species : Pogonatum sp.
b.
Paku pakuan ( Nephrolepis biserrata )
Tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang sudah dapat
dibedakan antara akar, batang dan daun. Tumbuhan paku bisa disebut tumbuhan
kormophyta dikarenakan sudah memiliki berkas pengangkut. Pada tumbuhan paku
terdapat tiga bagian utama, yaitu akar, batang dan daun.
Akar pada tumbuhan paku memiliki bentuk serabut. Akar ini
selain berfungsi sebagai tempat melekat pada media juga berfungsi menyerap
unsur unsur yang ada di dalam tanah atau media hidupnya. Letak akar berada di
sepanjang batang. Batang tumbuhan paku berada di dalam tanah dan memanjang (
horizontal ). Batang ini cenderung berukuran pendek dan keras. Daun pada
tumbuhan paku merupakan bagian yang paling banyak. Mulai dari tanah sampai
menjulang ke atas itu merupakan daunnya. Daun tumbuhan paku memiliki pola khusus
dalam bentuknya. Daun ini berfungsi sebagai fotosintesis. Selain itu daun ini
juga berfungsi menghasilkan spora. Kotak spora pada daun terlihat di bagian
bawah daun memanjang dari pangkal sampai ujung.
Pada tanaman paku juga terjadi dua fase reproduksi. Yaitu
fase sporofit dan fase gametofit. Akan tetapi fase sporofit lebih dominan
dibandingkan fase gametofit. Hal tersebut terlihat dari banyaknya spora yang
tampak pada daun.
Berikut merupakan penklasifikasian dari tumbuhan paku
pakuan ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Pteridophyta
Class : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Famili : Lamariopsidaceae
Genus : Nephrolepis
Sspecies : Nephrolepis
biserrata
c.
Pinus (Pinus merkusii )
Pinus ( Pinus
merkusii ) merupakan tanaman yang sudah termasuk tanaman kormophyta atau
sudah memiliki berkas pengangkut. Selain itu, pinus juga merupakan tanaman
gymnospermae atau lebih dikenal dengan tanaman biji terbuka. Tanaman pinus ini
terbagi menjadi empat bagian yaitu akar, batang, daun dan alat reproduksi.
Akar pada tanaman ini merupakan akar tunggang, yaitu
akara yang menuju inti bumi. Sehingga pinus memiliki tubuh yang kokoh karena
akarnya menguatkan tubuhnya dengan masuk ke dalam bumi. Akar pada pinus ini
memiliki berkas pengangkut, sehingga selain sebagai penopang tubuh pinus,
akarnya juga berfungsi sebagai penyerap unsur unsur yang dibutuhkan untuk
proses fotosintesis dari tanah. Batang pinus memiliki ukuran yang besar dan
cenderung lurus dengan ranting ranting yang kecil. pada batang juga terdapat
berkas pengangkut.batang tersebut ditutupi kulit yang kasar yang berfungsi
melindungi bagian bagian di dalamnya. Daun pada pinus bentuknya adalah menjarum
dan terletak di bagian ujung ujung ranting. Daun ini berfungsi sebagai tempat
fotosintesis. Alat reproduksi pada tanaman pinus dinamakan strobilus. Strobilus
sendiri terbagi menjadi strobilus jantan dan strobilus betina. Strobilus jantan
terletak di bagian ujung dari batang pinus. Sedangkan strobilus betina terletak
di bagian ketiak daun. Strobilus jantan memiliki bentuk yang lebih kecil
dibandingkan strobilus betina. Strobilus jantan berbentuk kuncup. Sedangkan
strobilus betina berbentuk lebar terbuka. Keberadaan strobilus jantan di atas
strobilus betina ini dimaksudkan agar saat pembuahan, sel kelamin jantan dapat
jatuh di bagian strobilus betina. Fungsi dari bentuk yang lebar pada strobilus
betina adalah untuk menangkap sel kelamin yang dikeluarkan strobilus jantan.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tumbuhan pinus (
Pinus merkusii );
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Gymnospermae
Class : Coniferae
Ordo : Pinales
Famili : Pinaceae
Genus : Pinus
Species :
Pinus merkusii
d.
Rumput teki (Cyperus rotundus L )
Rumput teki (Cyperus
rotundus L ) merupakan tanaman yang termasuk jenis angiospermae atau
berbiji tertutup. Selain itu, rumput teki juga merupakan tanaman dikotil. Pada
rumput teki, tubuhnya terbagi menjadi beberapa bagian. Bagian bagian tersebut
diantaranya akar, batang, daun dan bunga.
Pada bagian akar, rumput teki memiliki akar serabut dan
kuat. Akar ini menjalar di bawah tanah . Terdapat pula gelondong gelondong akar
yang merupakan persimpangan akar. Akar ini berfungsi menopang tegaknya tumbuhan
rumput teki dan juga sebagai penyerap unsur unsur hara yang dibutuhkan dalam
proses fotosintesis. Batang merupakan bagian antara akar dan daun. Batang ini
menjalar di dalam tanah. Ada juga batang yang menjulang ke atas. Batang yang
menjalar di dalam tanah ini berbentuk silinder kecil dan berwarna cokelat.
Sedangkan batang yang menjulang ke atas di tutupi oleh daun yang berwarna
hijau. Jika batang ini dipotong melintang, maka akan tampak bentu ∆. Daun pada
rumput teki juga terbagi menjadi dua bagian. Yaitu daun yang melindungi batang
dan daun yang berada di bagian bawah bunga. Daun yang melindungi batang ini
bentuknya menjarum dan memanjang ke atas dari permukaan tanah. Fungsinya adalah
sebagai tempat fotosintesis. Sedangkan daun yang melindungi bunga ( daun brakhteral
) merupakan daun yang berada di bagian bawah bunga. Selain sebagai pelindung
bunga, daun ini juga berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Daun ini hanya
terdapat sepasang di bagian bawah bunga. Bunga pada rumput teki merupakan bunga
majemuk. Yaitu bunga yang tersusun atas bunga bunga.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tanaman rumput
teki (Cyperus rotundus L ) ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Species :
Cyperus rotundus L
e.
Pacar air ( Impatiens balsamina )
Pacar air ( Impatiens
balsamina ) merupakan tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan dengan biji berkeping
dua. Selain sebagai tumbuhan dikotil, pacara air juga merupakan tumbuhan
kormophyta dan tumbuhan angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup. Pada
tanaman pacar air, terdapat bagian bagian yang menyusun tubuhnya. Bagian bagian
tersebut diantaranya akar, batang, daun dan bunga
Akar pacar air merupakan akar tunggang, yaitu akar yang
menjorok ke dalam tanah. Akar ini menguatkan tegaknya tanaman karena bentuknya
yang besar. Selain akar tunggang, juga terdapat akar kecil kecil yang merupakan
percabangan dari akar tunggang. Fungsi dari akar selain menahan tegaknya
tumbuhan juga sebagai tempat menyerap unsur unsur yang dibutuhkan tanaman dalam
melakukan proses fotosintesis. Batang tanaman ini berbentuk memanjang menjulang
ke atas. Pada batang yang masih muda tidak ditemukan percabangan. Batang ini
berwarna hijau muda dan berfungsi sebagai tempat jalannya unsur hara menuju
daun dan tempat melekatnya daun dan bunga. Daun pacar air berbentuk menjari dan
terletak di sepanjang batang. Daun ini berfungsi sebagai tempat fotosintesis.
Bunga pada tanaman ini selain berfungsi sebagai perhiasan, juga berfungsi
sebagai alat perkembang biakan. Bunga ini terletak di bagian ketiak daun. Warna
bunga ini pun bermacam macam tergantung tanamannya. Pada bunga pacar air
terdapat bagian bagian lainnya, diantaranya putik, benang sari, kelopak dan
mahkota.
Berikut merupakan pengklasifikasian dari tanaman pacar
air ( Impatiens balsamina ) ;
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Class : Dycotiledoneae
Ordo : Sapindales
Famili : Balsaminae
Genus : Impatiens
Species :
Impatiens balsamina
G. Kesimpulan
Hewan terbagi menjadi dua
berdasarkan ada tidaknya tulang belakang, yaitu invertebrata ( tak bertulang
belakang ) dan vertebrata ( bertulang belakang ). Contoh invertebrata adalah
udang. Tubuh udang terbagi menjadi tiga, yaitu cephalothorax, abdomen dan ekor.
Pada setiap bagian terdapat bagian bagian lainnya. Contoh vertebrata
diantaranya ikan mas dan kodok. Tubuh ikan mas juga terbagi menjadi beberapa
bagian. Begitu pula kodok. Pada ikan mas, tubuhnya terbagi menjadi kepala,
badan dan ekor. Sedangkan pada katak, tubuhnya terbagi menjadi kepala, badan
dan alat gerak.
Tumbuhan terbagi menjadi
tumbuhan tingkat rendah dan tumbuhan
tingkat tinggi. Tumbuhan tingkat rendah contohnya adalah lumut daun. Lumut daun
tidak memiliki berkas pengangkut ( talophyta ). Walaupun begitu, lumut daun
sudah memiliki akar ( rizoid ), batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang lebih
tinggi tingkatannya sedikit adalah tumbuhan paku. Tumbuhan paku sudah memiliki
berkas pengangkut ( kormophyta
). Tubuh tanaman paku terbagi menjadi tiga, yaitu akar, batang dan daun. Akar
serabut, batang horuzontal di dalam tanah dan daun berada di permukaan tanah.
Tumbuhan tingkat tinggi juga terbagi menjadi
angiospermae dan gymnospermae. Contoh tanaman gymnospermae adalah pohon pinus.
Tanaman pinus terbagi menjadi empat bagian, diantaranya akar, batang, daun dan
alat perkembangbiakan. Pada pinus, alat perkembang biakannya disebut strobilus.
Batang tinggi, daun menjarum dan akar tunggang. Strobilus jantan terletak di
ujung batang dan strobilus betina terletak di ketiak daun. Tumbuhan yang
termasuk jenis angiospermae adalah rumput teki dan pacar air. Rumput teki
merupakan tanaman monokotil. Tanaman ini terbagi menjad empat bagian,
diantaranya akar, batang, daun dan bunga. Akarnya serabut, batang ada yang
horizontal di dalam tanah dan ada yang vertikal menjulang ke atas. Daunya dari
permukaan tanah menjulang ke atas dan bunganya merupakan bunga majemuk. Tanaman
pacar air merupakan tanaman dikotil. Tanaman ini terbagi menjadi empat bagian
diantaranya akar, batang, daun dan bunga. Akarnya merupakan akar tunggang,
batangnya hijau dan bulat memanjang ke atas, daunnya menjari dan terletak di
sepanjang batang. Bunganya berwarna warni dan tersusun atas kelopak, mahkota,
benang sari dan putik.
0 komentar:
Plaas 'n opmerking