Pages

11 Junie 2013

LAPORAN BIOLOGI ( JARINGAN HEWAN DAN TUMBUHAN )




LAPORAN BIOLOGI
ACARA II
MEMPELAJARI JARINGAN PADA HEWAN DAN TUMBUHAN





Oleh;
Perdana Arief Sandy
120210101112
Biologi Dasar B

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Program Studi Pendidikan Matematika
Universitas Jember



Semester Genap 2012 – 2013
A.    Judul
Mempelajari jaringan pada hewan dan tumbuhan
B.     Tujuan
1.      Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada hewan
2.      Mahasiswa dapat menjelaskan jaringan penyusun pada tumbuhan
C.    Dasar Teori
Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang mendukun pertumbuhan pada tumbuhan . Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau meristem dan jaringan dewasa atau permanen  
(Kimball, 1992:276).
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat digolong – golongkan berdasarkan umur, komposisi, dan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan umurnya, jaringan digolongkan menjadi jaringan muda yang masih bersifat bisa membelah diri dan bisa berkembang menjadi bermacam – macam jaringan. Karena sifatnya ini, jaringan muda disebut jaringan meristem. Selain jaringan meristem pada tubuh tumbuhan terdapat jaringan dewasa. Jaringan ini mempunyai bentuk yang bermacam – macam sesuai letak dan fungsinya.
Berdasarkan komposisinya, jaringan pada tumbuhan dibedakaqn menjadi jaringan sederhana yang terdiri atas satu acam sel (misalnya jaringan parenkim dan jaringan kolenkim) dan jaringan majemuk yang terdiri atas lebih dari satu macam sel (misalnya jaringan pelinding dan pengangkut).
Berdasarkan fungsinya, jaringan tumbuhan dapat digolongkan menjadi jaringan dasar, jaringan pelindung, jaringan pengangkut, jaringan penguat dan jaringan sekretori. Jaringan – jaringan tersebut bersama jaringan yang lain menyusun satu organ pada tumbuhan. Organ vegetative pada tumbuhan terdiri atas akar, batang, dan daun.
Daun merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Secara anatomi, daun lazimnya terdiri atas jaringan epidermis atas maupun bawah permukaan daun. Jaringan ini berfungsi sebagai pelindung. Pada jaringan epidermis umumnya terdapat stomata atau sel – sel lain yang merupakan derivat dari jaringan epidermis. Jaringan daun terdiri atas jaringan klorenkim dan jaringan bekas pengangkut. Jaringan klorenkim mempunyai dua bentuk yaitu yang berbentuk panjang – panjang dan tersusun rapat disebut jaringan palisade atau jaringan pagar. Sedangkan yang bentuknya tidak beraturan, tersusun kurang rapat dan mempunyai banyak ruang antar sel disebut sebagai jaringan spons atau jaringan bunga karang.
Batang yang merupakan sumbu utama tumbuhan secara anatomi terdiri atas jaringan epidermis atau jaringan gabus di bagian terluar, disusul oleh jaringan korteks pada bagian lebih dalam dan jaringan berkas poengankut. Selain itu, terdapat jaringan penguat yang letakna bervariasi menurut jenis tumbuhannya.
Akar merupakan organ tumbuhan yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral dari dalam tanah. Secara anatomi, penampang melintang akar pada dikotil terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan jaringan pengangkut, yang pada saat muda tersusun secara radial. Karena fungsinya sebagai pengangkut air dan mineral dari lingkungan ke sel – sel tumbuhan, maka epidermis sebagai jaringan terluar di beberapa tempat mengalami modifikasi menjadi bulu – bulu akar
(Tim Dosen Pembina.2012:7).
Untuk melakukan proses-proses hidup pada tumbuhan terdapat bermacam macam sel yang masing masing mempunyai fungsi tertentu. Beberapa macam sel pada tumbuhan adalah sebagai berikut;
1.      Sel Parenkim
Sel parenkim berdinding tipis, membentuk jaringan parenkim yang merupakan jaringan dasar pembentuk kortex dan empulur pada batang serta kortex pada akar.



2.      Sel Kolenkim
Sel kolenkim serupa dengan sel parenkim tetapi berdinding tebal terutama pada sudut sudutnya. Membentuk jaringan kolenkim , terutama pada daerah kortex.
3.      Sel Epidermis
Sel epidermis berdinding tebal ( penebalan primer ). Membentuk jaringan epidermis yang merupakan jaringan pelindung. Pada beberapa sel, epidermis dapat bermodifikasi menjadi stomata, rambut dan kelenjar.
4.      Sel Sklerenkim
Sel skelerenkim mengalami penebalan skunder. Membentuk jaringgan sklerenkim dan menurut bentuknya sklerenkim dapat dibedakan menjadi dua yaitu
a.       Sklereid ( sel berukuran pendek, bercabang atau tidak bercabang )
b.      Serat ( sel berukuran panjang dan berujung runcing )
5.      Trakeid
Selnya berujung meruncing dan ada penebalan dinding. Merupakan bagian dari xilem ( ikatan pembuluh ) pada tumbuhan kayu.
6.      Trakea
Selnya berpenebalan dinding dan berderet memanjang sejajar sumbu tubuh. Dinding ujung masing masing sel berlubang sehingga merupakan suatu saluran.
7.      Pembuluh Tapis
Terdiri atas suatu deretan memanjang dari sel sel yang memiliki dinding ujung yang berpori halus.
Trakeid dan trakea merupakan bagian dari xilem ( kayu ). Sedangkan pembuluh tapis merupakan bagian dari floem ( kulit kayu ). Xilem dan floem membentuk ikatan pembuluh.
(Ratnaningsih dkk.1999:19).
Jaringan pada tumbuhan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan bersama jaringan lain untuk membentuk suatu organ. Organ pada tumbuhan tinggi berupa akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.

1.        Akar (radiks)
Akar berkembang dari meristem apikal di ujung akar yang ditutupi tudung akar (kaliptra) di mana pada dinding sel sebelah luarnya berlendir untuk memudahkan menembus tanah.
Fungsi akar :
1.      Menyerap air dan zat makanan
2.      Memperkokoh berdirinya batang
3.      Menyimpan cadangan makanan
4.      Alat perkembangbiakan vegetative
5.       bernafas (akar nafas)
Sistem perakaran :
1.      Akar serabut, pada monokotil
2.      Akar tunggang, pada dikotil
Struktur akar :
a.       Struktur luar :
1.      Rambut akar, merupakan perluasan sel epidermis akar dan berfungsi memperluas daerah penye-rapan mineral dan air.
2.      Tudung akar (kaliptra), melindungi sel-sel meristem di ujung akar 
b.      Struktur dalam :
1.      Epidermis, sel berdinding tipis, tersusun rapat, tetapi mudah dilalui air. Sebagian selnya mengalami modifikasi menjadi bulu-bulu akar untuk memperluas bidang penyerapan. Dinding sel tidak dilapisi kutikula. 
2.      Korteks, letaknya disebelah dalam epidermis, tersusun atas beberapa lapis sel yang tidak teratur dan banyak ruang antar sel yang penting untuk pertukaran udara. 
3.      Endodermis, merupakan lapisan pemisah antara kortek dengan stele. Dinding selnya mengalami penebalan gabus (suberin) yang membentuk rangkaian pita yang disebut pita kaspari.
4.      Stele (silinder pusat), merupakan bagian terdalam dari akar yang terdiri atas jaringan ; Perisikel/ perikambium, berkas pengangkut (vaskuler) dan jaringan parenkim.




2.    Batang (caulis)
Fungsi :
1.      Alat transportasi zat makanan dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh.
2.      Alat perkembangbiakan vegetatif
3.      Alat penyimpan bahan makanan cadangan
4.      Tempat tumbuhnya daun, bunga dan buah
a.       Batang dikotil, tersusun atas jaringan :
1.      Epidermis
2.      Korteks (kulit pertama)
3.      Stele (silinder pusat), terdapat :
a.       Perisikel/ perikambium
b.      Perkas pengangkutan
c.       Empulur
b.      Batang monokotil, tersusun atas jaringan :
1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Stele
Batas antara korteks  dengan stele tidak jelas. Setiap berkas pengangkut dilindungi oleh sarung skleremkim.
3. Daun (folium)
Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat penting untuk fotosintesis.
Fungsi :
a.       Sebagai tempat fotosintesi
b.      Sebagai alat penguapan (evaporasi)
c.       Sebagai tempat menyimpan bahan makanan
d.      Sebagai alat perkembangbiakan vegetatif
Organ daun tersusun atas jaringan epidermis, parenkim dan berkas pengangkut.
a.        Epidermis
1.      Berfungsi melindungi jaringan di bawahnya
2.      Terdapat lapisan kutikula (lilin)
3.      Sebagian mengalami modifikasi menjadi sel penutup pada stomata yang berfungsi untuk pertukaran gas dan uap air
4.      Tidak mengandung kloroplas, kecuali pada sel penutup
b.        Parenkim.
Terdapat 2 macam parenkim, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) dan parenkim spons (bunga karang) yang keduanya membentuk daging daun (mesofil).
Jaringan palisade berbentuk tiang, tersusun rapat dan biasanya terdapat pada bagian atas daun. Daun yang memiliki dua lapis jaringan palisade pada kedua permukaan disebut daun isobilateral.
Jaringan bunga karang tersusun atas sel-sel yang tidak teratur dan terdapat rongga udara antar sel. Rongga tersebut berfungsi untuk pertukaran gas. Banyak mengandung klorofil dan merupakan tempat berlangsungnya fotosintesis
c.    Berkas pengangkut.
1.      Terdiri atas xylem dan floem
2.      Terdapat pada tulang-tulang daun yang merupakan lanjutan dari ranting atau batang
3.      Berkas pengangkut akan berakhir pada celah kecil pada ujung atau tepi daun disebut hidatoda
(Anonim. 2010).

Masing-masing organ muda pada tumbuhan monokotil dan dikotil, yaitu daun, batang dan akar, memiliki tiga system jaringan, yaitu jaringan dermal, System jaringan pembuluh, dan system jaringan dasar. Masing-masing jaringan tersebut sambung-menyambung diseluruh tubuh tumbuhan
(Campbell. 2003:170).
Jaringan adalah kumpulan sel –sel yang mempunyai sifat dan fungsi yang serupa. Jaringan pada tubuh hewan mempunyai sifat – sifat absorsi dan sekresi (jaringan epitel), kepekaan dan pengendali (jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), bersifat cair (darah), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat) dan lain – lain. Pada umumnya jaringan terdapat tiga komponen dasar yang menyusunnya, yakni sel, subtansi intraseluler, dan cairan. Komponen – komponen jaringan tersebut yakni sebagai berikut :


a.       Sel
Merupakan komponen yang bersifat hidup dalam jaringan dan merupakan unit structural dan fungsional yang terkecil dari makhluk hidup.
b.      Substansi Interaseluler
Bersifat tidak hidup dan sebagai hasil produksi sel.
c.       Cairan
Merupakan komponen yang menonjol dalam plasma darah, cairan jaringan, dan sebagainya.
      Jaringan utama penyusun hewan dan manusia ada empat macam, yaitu : jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan syaraf (Joko Waluyo, 2006:34).
   Jaringan epitel dibuat dari sel-sel memadat yang tersusun dalam lapisan pipih. Jaringan ini membentuk kulit yang membungkus tubuh. Jaringan epitel menjalankan berbagai fungsi. Dalam setiap kasus fungsi ini mencerminkan kenyataan bahwa epitel selalu terdapat di perbatasan antara massa sel dan rongga atau ruang. Epitelium juga berfungsi dalam mengangkut bahan-bahan dari jaringan dan ke rongga yang dipisahkannya. Epitel kolumner pada saluran pencernaan mengeluarkan enzim-enzim cerna ke dalam intestin dan juga menyerap produk akhir pencernaan makanan daripadanya. Semua kelenjar pencernaan pada tubuh dilapisi dengan epitelium. Epitelium juga melapisi tabung air dan dan rongga paru-paru (Kimball. 1992:245).
Jaringan ikat sering disebut jaringan penyokong atau penyambung. Letak sel-sel jaringan ikat ini tidak berhimpit rapat, tetapi berpencar-pencar dan jika berhubungan, hanya pada ujung-ujung protoplasmanya. Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks. Bentuk sel-sel jaringan ikat ini tidak teratur, sitoplasma bergranula dan inti selnya mengelembung. Ada beberapa jenis sel-sel jaringan ikat yaitu, fibroblas, makrofag, sel tiang, sel lemak dan berbagai jenis sel darah putih. Jaringan ikat dibagi menjadi dua tipe dasar, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat (Albert, 1994:125)


Sel otot disebut juga serat-serat otot. Serat otot mengandung filamen (benang) aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil yang memungkinkan otot memendek dan memanjang. Fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel-sel membujur dengan inti tampak jelas batasnya dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antara sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Sarkolema adalah lapisan membran yang mengelilingi sel otot.
Jaringan otot, jaringan ini sebagian besar terdiri atas sel-sel yan berbentuk serabut-serabut dengan ukuran panjang bervariasi. Dapat dikatakan tidak mengandung matriks. Sel-sel tersusun dalam berkas-berkas yang dibungkus jaringan pengikat. Jaringan otot mempunyai daya kerut yang cukup tinggi, panjangnya dapat menyusut sampai separuh atau sepertiga panjang normal. Jaringan otot terbagi atas otot serat lintang, otot polos, otot jantung.
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus, yaitu mempunyai juluran sitoplasma yang panjang. Selain disusun oleh neuron, sel saraf juga disusun oleh sel neuroglia yang terdapat di sistem saraf pusat. Sel saraf terletak menyebar di seluruh tubuh hewan. Di dalam satu sel neuron, sitoplasmanya mengandung ribosom, badan golgi, retikulum endoplasma, dan mitokondria. Neuron mendapatkan suplai makanan melalui sel neuroglia yang menyelubunginya. Neuron tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson
( Lim. 1998:132 ).
D.    Metode Penelitian
1.      Alat
a.       Mikroskop
2.      Bahan
a.       Preparat awetan jaringan ikat dan otot ( jaringan hewan )
b.      Preparat awetan penampang melintang akar, batang, dan daun ( jaringan tumbuhan )


3.      Cara Kerja
a.      Pengamatan Jaringan Hewan





b.      Pengamatan Jaringan Tumbuhan









Bevel: Bagian bagian yang terlihat digambar dan diberi keterangan
 















E.     Hasil Pengamatan
a.      Otot jantung

Gambar
Keterangan










Perbesaran 400 X

1.      Inti sel
2.      Membran plasma



b.      Penampang melintang batang Ficus elastica
Gambar
Keterangan










Perbesaran 40 X

1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Endodermis



c.       Jaringan ikat padat teratur
Gambar
Keterangan










Perbesaran 400 X

1.      Inti
2.      Ruang antar sel
3.      Membran sel



d.      Penampang melintang daun bayam
Gambar
Keterangan










Perbesaran 400 X

1.      Epidermis atas
2.      Jaringan palisade
3.      Jaringan bunga karang
4.      Berkas pengangkut
5.      Epidermis bawah



e.       Jaringan Arachis hipogea
Gambar
Keterangan










Perbesaran 40 X

1.       



f.       Penampang melintang akar dikotil
Gambar
Keterangan










Perbesaran 400 X

1.      Epidermis
2.      Korteks
3.      Empulur
4.      Floem
5.      Xylem
6.      kambium




g.      Jaringan ikat padat
Gambar
Keterangan










Perbesaran 40 X

1.      Inti sel



h.      Penampang melintang daun jagung
Gambar
Keterangan










Perbesaran 40 X

1.      Epidermis
2.      Kortek
3.      Jaringan pengangkut
4.      Xylem
5.      Floem
6.      Spons
7.      Stomata




i.        Jaringan otot polos
Gambar
Keterangan










Perbesaran  X

1.       



j.        Penampang melintang batang jagung
Gambar
Keterangan










Perbesaran 100 X

1.      Epidermis
2.      Jaringan pengangkut




k.      Jaringan ikat kendur
Gambar
Keterangan










Perbesaran 100 X

1.      Fibrosa
2.      Kalogen




l.        Penampang melintang akar jagung
Gambar
Keterangan










Perbesaran 100 X

1.      Epidermis
2.      Berkas pengangkut



F.     Pembahasan
Dalam kegiatan praktikum yang kami lakukan minggu kemarin, topik yang dibahas adalah jaringan pada tumbuhan dan hewan. Pada kegiatan praktikum tersebut ada beberapa preparat awetan jaringan hewan maupun tumbuhan yang dijadikan objek pengamatan. Preparat awetan jaringan hewan yang kami amati diantaranya ; jaringan otot jantung, jaringan ikat padat teratur, jaringan otot rangka, jaringan ikat padat, jaringan otot polos dan jaringan ikat kendur. Sedangkan jaringan tumbuhan yang kami amati diantaranya ; jaringan batang dikotil ( batang Filus elastica ), jaringan daun dikotil ( daun bayam ), jaringan akar dikotil ( Arachis hipogea ), jaringan daun monokotil ( daun jagung ), jaringan batang monokotil ( batang jagung ) dan jaringan akar monokotil ( akar jagung ).
Setiap makhluk hidup memiliki banyak sistem organ yang di dalamnya terdapat berbagai sistem jaringan. Pengamatan yang kami lakukan memprioritaskan sistem jaringan yang menyusun tumbuhan dan tubuh manusia. Berikut penjabaran dari hasil pengamatan yang kami lakukan. 
a.       Pengamatan jaringan otot jantung
Dalam melakukan kegiatan pengamatan terhadap preparat awetan jaringan otot jantung, kami dapatkan gambar seperti jaringan pada otot polos ( otot organ dalam ). Pengamatan tersebut kami lakukan dengan perbesaran 400X. Pada gambar hasil pengamatan tersebut terlihat inti sel dan membran plasma. Tidak terlihat percabangan diantara sel selnya. Hal ini berbeda sedikit dengan teori yang menyebutkan bahwa otot jantung bercabang dan memiliki inti satu di tepi. Perbedaan hasil pengamatan dengan teori ini disebabkan karena pengamatan yang dilakukan kurang teliti atau mungkin juga disebabkan perbesaran yang digunakan kurang bagus. Sehingga gambar hasil pengamatan yang terlihat kurang jelas dan tampak seperti jaringan otot polos.


b.      Pengamatan penampang batang tumbuhan dikotil ( Ficus elastica )
Pengamatan kedua yang kami lakukan aalah mengamati jaringan pada batang dikotil yaitu tumbuhan Ficus elastica . Pada pengamatan yang kami lakukan didapatkan gambar berupa lapisan yang tersusun tiga lapis. Lapisan paling luar tampak seperti garis melingkar tak beraturan. Lapisan ini adalah kulit dari batang Ficus elastica . lapisan tersebut tersusun atas sel sel yang berjarak rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Lapisan ini melindungi bagian dalam dari batang Ficus elastica. Bagian dalam dari lapisan ini adalah jaringan epidermis. Lapisan pada jaringan epidermis ini hampir sama dengan lapisan sebelumnya. Dinding sel epidermis mengalami penebalan primer sehingga bentuk selnya cenderung tetap dan sama di semua bagian. Jaringan epidermis berfungsi sebagai pelindung bagian dalam dari  batang tumbuhan. Dibagian dalam dari jaringan epidermis terdapat korteks yang tersusun atas sel parenkim dan kolenkim. Sel parenkim berdinding tipis, sedangkan sel kolenkim mengalami penebalan pada ujung ujungnya. Jaringan korteks ini melindungi endodermis yang didalamnya terdapat jaringan pengangkut.
Pada gambar hasil pengamatan yang didapat, terdapat floem dan xilem yang menyusun jaringan pengangkut. Floem dan xilem merupakan satu kesatuan yang dipisahkan oleh kambium. Floem terdapat di bagian luar dari kambium yang bentuknya tumpul. Floem ini berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis tumbuhan dan mengedarkannya ke seluruh bagian tumbuhan. Xilem terletak dibagian dalam dari kambium yang berbentuk runcing. Xilem berperan penting dalam mengangkut zat zat dan unsur yang diperlukan tumbuhan untuk melakukan fotosintesis dari dalam tanah.
c.       Pengamatan jaringan ikat padat teratur
Pengamatan ke tiga yang kami lakukan adalah mengamati jaringan ikat padat teratur. Pengamatan kami lakukan dengan perbesaran 400X. Pada pengamatan yang kami lakukan, didapatkan gambar hasil pengamatan berupa tumpukan sel bergelombang dengan inti sel di tengah. Bagian bagian sel yang teramati diantaranya ; inti sel, ruang antar sel dan membran plasma. Bentuk selnya mirip sel otot polos dan nti selnya terletak di tengah.
d.      Pengamatan penampang melintang daun dikotil ( bayam )
Pengamatan ke empat yang kami lakukan adalah mengamati preparat awetan penampang melintang daun tumbuhan dikotil yaitu daun bayam. Pengamatan kami lakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400X. Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop, kami dapatkan gambar hasil pengamatan. Pada gambar hasil pengamatan tersebut , terdapat beberapa bagian yang tampak. Bagian bagian tersebut diantaranya ; epidermis atas, jaringan palisade, jaringan bunga karang, berkas pengangkut dan epidermis bawah.
Jaringan epidermis pada daun bayam memiliki bentuk sel yang tersusun rapat. Fungsi sebenarnya dari jaringan epidermis ini adalah untuk melindungi komponen dari daun yang berfungsi sebagai tempat fotosintesis. Dalam perkembangannya, beberapa bagian epidermis atas akan berdiverat menjadi stomata. Stomata tersebut berfungsi dalam melakukan proses fotosintesis. Pertukaran gas antara CO2 dan O2 terjadi pada bagian ini. Selain itu, terdapat jaringan epidermis bawah yang terletak di bagian bawah daun. Epidermis bawah ini berfungsi melindungi bagian bawah daun tumbuhan. Atau bisa dikatakan sebagai alas dari daging daun.
Jaringan palisade merupakan jaringan yang berada di bawah jaringan epidermis atas. Bentuk sel penyusun jaringan ini lonjong tak beraturan dan tersusun rapat. Jaringan palisade ini terletak dan tersusun rapi di sepanjang bagian bawah epidermis. Jaringan palisade ini berfungsi melindungi jaringan di bagian bawahnya.
Jaringan bunga karang atau jaringan spons merupakan jaringan yang berada di antara jaringan palisade dan epidermis bawah. Jaringan ini melindungi berkas pengangkut yang ada pada daun. Sel sel penyusun jaringan bunga karang berbentuk bulat tidak teratur. Di antara sel selnya terdapat rongga. Rongga atau ruang antar sel tersebut berfungsi sebagai tempat pertukaran gas saat proses fotosintesis.
Berkas pengangkut merupakan salah satu bagian terpenting dari jaringan penyusun pada daun. Pada berkas pengangkut ini memiliki dua bagian penting, yaitu floem dan xilem. Xilem berfungsi dalam mentransfer mineral dan unsur unsur dari dalam tanah yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis. Sedangkan floem berperan dalam mengangkut hasil fotosintesis. Berkas pengangkut ini terletak di antara jaringan bunga karang. Bentuk dari berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil umumnya adalah bulat.
e.       Pengamatan jaringan otot rangka
Pengamatan kelima yang kami lakukan adalah mengamati jaringan penyusun otot rangka. Pengamatan awetan preparat otot rangka kami lakukan di bawah mikroskop dengan perbesaran 40X. Pada pengamatan yang kami lakukan , didapat gambar seperti pagar tegak vertikal tak beraturan dengan penutup yang memanjang ( horizontal ). Sedang di bagian bawah dari pagar tersebut terdapat bagian yang berbentuk lonjong tidak teratur.
f.       Pengamatan penampang melintang akar tumbuhan dikotil ( Arachis hipogea )
Penampang akar tumbuhan dikotil ( Arachis hipogea ) atau lebih dikenal dengan kacang tanah kami amati sebagai pengamatan ke enam. Pada pengamatan awetan preparat tersebut, kami menggunakan perbesaran 400X. Pada gambar hasil pengamatan, didapatkan beberapa bagian penyusun akar tumbuhan tersebut. Bagian bagian tersebut diantaranya ; epidermis, korteks, empulur, floem, xylem dan kambium.
Epidermis merupakan bagian terluar dari akar tumbuhan ini. Jaringan epidermis terdiri atas satu lapis sel. Seperti halnya daun, jaringan epidermis ini berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya. Selain itu juga memberi bentuk pada akar. Sel sel penyusun jaringan epidermis ini berdinding tipis dan cenderung tersusun rapat. Sehingga tidak terdapat rongga di antara sel sel penyusunnya.

Korteks merupakan bagian dalam setelah jaringan epidermis. Korteks terletak pada bagian akar tmbuhan. Pada bagian korteks ini, sel sel penyusunnya memiliki dinding tipis dan mempunyai banyak ruang antar sel. Pada gambar hasil pengamatan, korteks tampak hanya satu lapis. Ini mungkin dikarenakan perbesaran mikroskop yang digunakan masih kurang atau pengamatan yang dilakukan kurang fokus.
Di bagian dalam dari korteks terdapat berkas pengangkut. Pada berkas pengangkut ini, terdapat beberapa bagian yang menyusunnya. Bagian bagian tersebut diantaranya ; floem, kambium, xilem dan empulur. Keempat bagian tersebut membentuk lingkaran dari ujung akar sampai pada ranting ranting tumbuhan.
Xilem dan floem merupakan satu kesatuan berbentuk segitiga yang dipisahkan oleh kambium. Floem merupakan bagian terluar dari berkas pengangkut yang berfungsi untuk mengedarkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Kambium berfungsi sebagai pemisah antara xilem dan floem. Floem memiliki fungsi sebagai pengangkut mineral dan unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai bahan dalam proses fotosintesis. Empulur merupakan bagian tengah dari suatu akar tumbuhan.
g.      Pengamatan jaringan ikat padat
Pengamatan ketujuh yang kami lakukan adalah mengamati jaringan ikat padat. Pada pengamatan ini, kami menggunakan perbesaran 40X. Dari gambar hasil pengamatan yang diperoleh, terlihat beberapa bagian dari preparat awetan yang diamati. Bagian bagian tersebut diantaranya ; inti sel, membran plasma dan serat serat yang mengelilingi tiap sel.
h.      Pengamatan penampang melintang daun tumbuhan monokotil ( Jagung )
Pengamatan penampang melintang daun tumbuhan monokotil kami amati sebagai pengamatan yang kedelapan. Pada pengamatan kali ini, kami menggunakan preparat awetan daun jagung ( Zea mays ). Perbesaran yang kami gunakan adalah 40X. Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan, di dapatkan gambar hasil pengamatan penampang melintang daun  yang tersusun atas beberapa bagian. Bagian bagian tersebut diantaranya ; epidermis, korteks, jaringan pengangkut, xylem, floem, jaringan spons dan stomata.
Jaringan epidermis merupakan jaringan pelindung pada daun. Jaringan ini melindungi permukaan daun dan juga bagian bawah daun. Beberapa bagian dari jaringan ini berdiverat menjadi stomata. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas saat tumbuhan melakukan proses fotosintesis. Sel sel penyusun jaringan epidermis pada daun jagung tersusun rapat.
Pada gambar hasil pengamatan, terdapat korteks di bawah jaringan epidermis. Berdasarkan dasar teori yang ada, pada daun tidak ditemukan korteks. Mungkin maksud sebenarnya itu bukan korteks melainkan jaringan epidermis. Sedangkan yang ditunjuk sebagai nomer satu adalah kutikula atau lapisan lilin yang menutupi jaringan epidermis.
Jaringan pengangkut antara daun monokotil dan dikotil sebenarnya sama, tetapi berbeda pada bentuknya dan keberadaan beberapa komponen lainnya seperti kambium. Pada jaringan pengangkut tumbuhan monokotil juga terdapat xilem dan floem tetapi tidak terdapat kambium. Xilem dan floem letaknya berdekatan dan terpisah. Floem berfungsi sebagai pengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Sedang xilem berfungsi sebagai pengangkut mineral dan unsur unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam melakukan proses fotosintesis.
i.        Pengamatan jaringan otot polos
Pada pengamatan kesembilan, yang kami amati adalah jaringan otot polos. Pada pengamatan ini, perbesaran yang kami gunakan adalah 100X. Dari gambar yang didapat teramati bentuk sel otot polos seperti hewan kelabang berwarna putih. Pada pengamatan tersebut, tidak tampak inti sel, membran plasma atau pun bagian bagian yang lainya. Hal ini dapat disebabkan karena perbesaran mikroskop yang digunakan kurang besar.  


j.        Pengamatan penampang melintang batang tumbuhan monokotil ( Jagung )
Pengamatan kesepuluh yang kami lakukan adalah mengamati penampang melintang batang tumbuhan monokotil. Tumbuhan yang kami gunakan sebagai objek pengamatan yaitu tumbuhan jagung ( Zea mays ). Pengamatan kami lakukan dibawah mikroskop dengan perbesaran 100X. Pada gambar hasil pengamatan yang didapat, terdapat bagian bagian yang menyusun batang tumbuhan jagung. Bagian bagian tersebut diantaranya ; epidermis dan jaringan pengangkut. 
Epidermis merupakan bagian terluar dari batang jagung. Jaringan epidermis ini memiliki susunan yang rapat dan berfungsi sebagai pelindung jaringan di dalamnya. Sel sel penyusun jaringan epidermis ini berdinding tipis dan tidak terdapat ruang antar sel.
Jaringan pengangkut pada batang jagung berbeda dengan tanaman dikotil. Pada jaringan pengangkut ini, terdapat xilem dan floem seperti halnya pada batang tumbuhan dikotil. Akan tetapi pada batang jagung tidak ditemukan kambium. Oleh karena tidak adanya kambium seperti pada batang dikotil yang memisahkan xilem dan floem, maka xilem dan floem pada batang jagung ini letaknya berdampingan pada tempat yang sama. Jaringan pengangkut pada batang monokotil ini menyebar hampir di semua bagian, kecuali di tengah tengah. Antara jaringan pengangkut satu dengan yang lainnya cenderuung dipisahkan oleh epidermis dasar. Pada gambar hasil pengamatan, xilem merupakan bagian yang cerah atau bisa dikatakan memiliki ruang ( celah ) yang besar. Sedangkan floem tersusun atas sel yang rapat.
k.      Pengamatan jaringan ikat kendur
Pada pengamatan kesebelas, kami mengamati jaringan ikat kendur. Pengamatan kami lakukan dengan objek preparat awetan jaringan ikat kendur. Pengamatan kami lakukan menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100X. Pada gambar hasil pengamatan, kami dapatkan dua bagian. Bagian bagian tersebut diantaranya ; Fibrosa dan kalogen. Fibrosa adalah bagian serat tebal yang menjadi tempat serat tipis menempel. Sedangkan kalogen merupakan bagian serat serat tipis yang menyusnnya dan bercabang.
l.        Pengamatan penampang melintang akar tumbuhan monokotil ( Jagung )
Praktikum terakhir yang kami amati adalah penampang melintang akar jagung ( Zea mays ). Pengamatan tersebut kami lakukan dengan menggunakan objek preparat awetan penampang melintang akar jagung. Pada pengamatan tersebut, kami gunakan perbesaran 100X. Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, didapat gambar dengan bagian bagian yang begitu tampak jelas. Bagian bagian teramati diantaranya; epidermis dan berkas pengangkut.
Epidermis merupakan bagian terluar dari akar tanaman ini. Pada bagian epidermis ini, sel sel penyusunnya tersusun rapat, berdinding tipis dan tidak terdapat ruang antar sel. Jaringn epidermis berfungsi melindungi bagian di dalamnya. Pada bagian dalam dari epidermis terdapat korteks. Akan tetapi korteks dari pengamatan kami tidak tampak. Hal ini mungkin disebabkan karena perbesaran yang digunakan masih kurang. Sehingga yang tampak adalah berkas pengangkut.
Seperti halnya batang tanaman dikotil, tanaman monokotil berkas pengangkutnya juga terdiri atas xilem dan floem. Pembedanya hanyalah susunannya dan tidak adanya kambium pada tanaman monokotil. Pada tanaman monokotil, xilem dan floem memiliki kedudukan berdampingan. Xilem meropakan bagian yang tampak cerah atau terlihat ruang ( celah ). Sedangkan pada floem, tersusun atas sel sel yang cenderung merapat. Sehingga dalam pengamatan, floem tampak seperti sel yang menyelubunginya.
Setiap makhluk hidup tersusun atas bejuta juta sel. Dari sel sel tersebut kemudian terbentuk jaringan yang merupakan gabungan dari sel sel yang memiliki fungsi sama. Jaringan dibedakan menjadi dua berdasarkan jenis makhluk hidup yang memilikinya. Yaitu jaringan pada hewan dan jaringan pada tumbuhan. Jaringan hewan dan tumbuhan jelas memiliki perbedaan yang mendasar. Berdasarkan sel penyusunnya saja sudah berbeda. Maka tidak heran jika jaringan pada tumbuhan dan jaringan pada hewan berbeda.

Jaringan pada hewan tersusun atas sel sel yang dapat bergerak dan memiliki sentriol. Sehingga setiap sel akan melakukan pembelahan untuk menggantikan sel sel yang sudah rusak. Jaringan pada hewan dapat dibedakan menjadi 4 bagian yang memiliki fungsi berbeda. Jaringan jaringan tersebut diantaranya; jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat, dan jaringan saraf. Masing masing dari jaringan tersebut memiliki peranan yang berbeda. Jaringan epitel merupakan jaringan pelindung, seperti contoh epitel pipih. Jaringan otot merupakan jairngan yang berfungsi menggerakkan tubuh hewan. Jaringan ikat merupakan jaringan yang berfungsi mengaitkan komponen komponen dalam tubuh. Jaringan ikat dapat dibedakan menjadi jaringan ikat padat teratur, jaringan jaringan ikat padat, dan jaringan ikat padat longgar. Jaringan saraf adalah jaringan yang mengkoordinasi setiap tindakan dan tanggapan yang dilakukan oleh tubuh.
Jaringan penyusun tubuh tumbuhan terdiri dari berbagai macam. Berdasarkan umurnya, dapat dibedakan menjadi dua. Yaitu jaringan maristem       ( embrional ) dan jaringan dewasa. Jaringan maristem tersusun atas sel sel muda yang masih aktif membelah diri. jaringan ini berfungsi dalam mempertinggi, memperpanjang dan memperlebar bagian bagian tumbuhan seperti akar dan akar. Jaringan dewasa dapat dibedakan lagi menjadi jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat dan jaringan pengangkut.
Jaringan pelindung terdiri dari jaringan epidermis dan jaringan gabus. Jaringan epidermis tersusun atas sel sel yang berdinding tebal dan tersusun rapat. Jaringan ini terletak di bagian luar dari tubuh tumbuhan. Di bagian dalam dari jaringan epidermis terdapat jaringan gabus. Fungsi dari jaringan gabus ini adalah untuk menggantikan fungsi perlindungan oleh jaringan epidermis ketika epidermis hilang, rusak, atau sudah tidak aktif lagi. Jaringan dasar adalah jaringan yang terletak hampir di semua bagian tumbuhan. Jaringan dasar ini tersusun atas sel sel hidup yang berdinding tipis dan memiliki vakuola besar. Vakuola besar ini digunakan untuk menyimpan cadangan makanan. Jaringan penguat adalah jaringan penyusun tubuh tumbuhan yang berfungsi sebagai penguat atau memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan ini tersusu atas jaringan kolenkim dan sklerenkim.  Jaringan pengangkut terdiri dari floem dan xilem. Floem berfungsi menyalurkan hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan. Sedangkan xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara dari dalam tanah guna keperluan dalam fotosintesis.
Jaringan pengangkut antara tanaman dikotil dan monokotil memiliki perbedaan. Pada tanaman dikotil jaringan pengangkut berbentuk melingkar dan memanjang dari akar sampai ujung tanaman. Xilem dan floem merupakan satu bagian berbentuk bintang melingkari empulur yang dipisahkan oleh kambium. Floem terletak di bagian luar dari kambium dan memiliki bentuk lebih besar. Sedang floem berada di bagian dalam dari kambium dekat dengan empulur dan bagiannya lebih kecil. Pada tanaman monokotil, xilem dan floem beradampingan pada satu bagian tertentu dan tersebar . Floem dan xilem tidak dpisahkan oleh kambium karena pada tanaman monokotil tidak ditemukan kambium. Floem adalah bagian yang agak gelap karena tersusun atas sel sel yang agak rapat. Sedangkan xilem merupakan bagian yang terang karena jarak antar sel selnya cenderung renggang.














G.    Kesimpulan         
Jaringan penyusun pada hewan terdiri dari jaringan epitel, jaringan otot, jaringan ikat dan jaringan saraf . jaringan epitel merupakan jaringan penyusun tubuh hewan yang tersusun rapat dan tidak terdapat ruang antar sel. Jaringan otot merupakan jaringan penyusun organ hewan yang sel selnya berbentuk serabut memanjang. Jaringan ikat merupakan jaringan yang sel sel penyusunnya memiliki letak berjauhan antara satu dan yang lainnya. Jaringan saraf merupakan jaringan yang mengkoordinasi segala kegiatan dan tanggapan terhadap apa yang terjadi pada tubuh kita.
Jaringan penyusun pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan maristem ( embrional ) dan jaringan dewasa. Jaringan maristem sel sel penyusunnya masih muda dan mudah melakukan pembelahan diri. Sedang jaringan dewasa, sel sel penyusunnya sudah terdiferensiasi menjadi jaringan tertentu yang memiliki fungsi tertentu. Jaringan dewasa terdiri dari jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penguat dan jaringan pengangkut.
Jaringan pelindung diantaranya jaringan epidermis dan jaringan gabus yang letaknya di bagian luar dari tumbuhan dan berfungsi melindungi tumbuhan. Jaringan dasar terletak hampir di semua bagian tumbuhan, seperti korteks dan empulur. Jaringan dasar tersebut tersusun atas sel sel parenkim. Jaringan penguat adalah jaringan yang menguatkan atau memperkokoh tubuh tumbuhan. Jaringan penguat terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Jaringan pengangkut terdiri dari dua bagian penting, yaitu xilem dan floem. Xilem berfungsi mengangkut air dan unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan untuk melakukan proses fotosintesis. Sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis untuk disebarkan ke seluruh bagian tumbuhan.





1 opmerking: